Puasa Wujud Persatuan Umat Islam

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah

Sabtu 01 May 2021 06:36 WIB

Puasa Wujud Persatuan Umat Islam. Sejumlah warga berkumpul di jalan menunggu waktu berbuka puasa di salah satu tempat pengungsian, Mogadishu, Somalia Jumat (16/4). Di bulan suci Ramadhan, pengungsi internal ini mengandalkan bantuan makanan untuk bertahan hidup. Mogadishu yang merupakan Ibu Kota Somalia itu adalah rumah bagi lebih dari setengah juta pengungsi internal yang tinggal di tempat pengungsian padat dengan sanitasi yang buruk dan beresiko menyebarkan virus Corona. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh) Foto: AP/Farah Abdi Warsameh Puasa Wujud Persatuan Umat Islam. Sejumlah warga berkumpul di jalan menunggu waktu berbuka puasa di salah satu tempat pengungsian, Mogadishu, Somalia Jumat (16/4). Di bulan suci Ramadhan, pengungsi internal ini mengandalkan bantuan makanan untuk bertahan hidup. Mogadishu yang merupakan Ibu Kota Somalia itu adalah rumah bagi lebih dari setengah juta pengungsi internal yang tinggal di tempat pengungsian padat dengan sanitasi yang buruk dan beresiko menyebarkan virus Corona. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa bisa mewujudkan persatuan umat Islam. Karena setiap orang berpuasa hanya untuk Allah agar mendapat ampunan dan meraih berkah puasa dan mengharapkan berlipatnya pahala.

"Bahkan, umat Islam dari belahan dunia mana pun juga bersatu dalam satu tujuan, yaitu hanya mengharap ridha Ilahi di bulan suci yang penuh hikmah ini dngan menyebarkan kebaikan serta berbagi kepada sesama," kata Candra Murti Dewojati dalam bukunya Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar.

Baca Juga

Candra mengatakan, ketika Ramadhan tiba, semua umat Islam yang taat pasti menjalankan puasa. Pada momen ini terlihat jelas kesetaraan antara yang kaya dan miskin kaum laki-laki dan perempuan, penguasa dan rakyatnya, orang tua dan anaknya.

"Semua bersatu-padu menyambut puasa dengan penuh kegembiraan yang meluap. Berpuasa hanya untuk Allah," katanya.

Chandra mengatakan, kesatuan yang diharapkan saat Ramadhan merupakan kesatuan permulaan karena merupakan buah dari ibadah yang sungguh-sungguh. Kesatuan itu adalah kesatuan nurani, yang bersumber pada amal perbuatan perasaan yang didasarkan pada perencanaan jiwa kemanusiaan.

"Kesatuan tempat kembali yang dapat menggiring umat untuk hanya kembali kepada Allah dan hanya bertakwa kepada-Nya tempat kembali-Nya manusia menjadi lebih bermakna," katanya.

Kesatuan rasa, di sini terlihat benar umat menyatukan rasa pada satu tujuan, yaitu ingin mendapatkan predikat umat yang bertaqwa. Kesatuan aqidah, perasaan beriman dan yakin dengan kebenaran Islam.

"Dengan adanya kesatuan itu dapat memaknai Ramadhan dengan sungguh-sungguh untuk mendulang banyak pahala," katanya.