Meriam Ramadhan Bersejarah Kairo Kembali Ditembakkan

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani

Jumat 30 Apr 2021 12:47 WIB

Meriam ramadhan Foto: Religion News Meriam ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tradisi penembakan meriam sebagai tanda berakhirnya waktu puasa kembali menjadi tren di Mesir maupun di Uni Emirat Arab. Bahkan, di UEA tradisi penembakan meriam menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan.

Dilansir dari Religion News, pada Jumat (30/4), meriam Ramadhan ini kembali ditembakkan sejak terakhir kali pada 1992 silam. Tradisi pemembakkan meriam berasal dari tahun 1871 yang ditempatkan di Benteng Saladin Al-Ayyubi yang bersejarah, ledakan malam itu telah menjadi tradisi yang berulang-ulang sejak masa Sultan Mameluke Kho Shoqdum pada abad ke-15.

Meriam itu dikenal selama beberapa dekade sebagai "Al Hajjah Fatima" yang melibatkan putri Khedive Ismail Pasha, yang memerintah Mesir pada pertengahan abad ke-19. Sang putri meminta agar meriam ditembakkan selama Ramadhan untuk membantu masyarakat Kairo mengetahui kapan mereka bisa berbuka puasa.

Meriam asli telah lama diganti. Pistol 1871 saat ini adalah model Krupp buatan Jerman yang tersedia tahun ini oleh otoritas Mesir untuk digunakan selama Ramadan.

Sultan Kho Shoqdum dianggap memulai praktik tersebut secara tidak sengaja, ketika dia melakukan uji tembak meriam saat matahari terbenam. Banyak warga Kairo salah mengira tembakan itu sebagai pengumuman layanan publik tentang akhir hari puasa. Tradisi lain mempertahankan praktik tersebut mungkin telah dimulai di Kekaisaran Ottoman.

Hari ini meriam telah menjadi cara yang familiar untuk mengumumkan akhir puasa di dunia Arab dan di seluruh Bangladesh dan ke Asia Tenggara. Meskipun meriam Ramadhan pernah ditembakkan hanya untuk tujuan pengatur waktu, peran mereka saat ini jauh lebih seremonial.

Baca juga : Apa Hukum Menjual Makanan di Siang Hari Ramadhan?

Di Uni Emirat Arab, penembakan meriam di ibu kota Dubai menjadi daya tarik bagi wisatawan. Meriam yang digunakan di UEA berasal dari era Perang Dunia II produksi Inggris dan dapat terdengar sejauh 10 kilometer, tergantung pada polusi suara.

Meriam Kairo yang bersejarah dipulihkan oleh Kementerian Pariwisata dan Purbakala untuk digunakan selama Ramadhan dalam proses sebulan penuh untuk menghilangkan karat dan membersihkan laras. Dalam sentuhan modern, sinar laser juga akan ditembakkan di sebelah meriam untuk efek lebih lanjut.