Keistimewaan Lailatul Qadar: Hanya untuk Umat Nabi Muhammad

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani

Rabu 28 Apr 2021 16:12 WIB

Malam Lailatul Qadar Foto: Anadolu/Mustafa Çiftçi Malam Lailatul Qadar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada banyak keistimewaan dari Lailatul Qadar, salah satunya adalah malam tersebut khusus milik umat Nabi Muhammad saw. Pendiri Rumah Fiqih Indonesia, Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya berjudul Jaminan Mendapat Lailatul Qadar mengatakan jumhur ulama sepakat keistimewaan malam Qadar hanya berlaku untuk umat Rasulullah saja. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dalam bukunya, Fathul Bari Jilid 4 menyebut sedangkan umat-umat terdahulu, sebelum Rasulullah tidak mendapat keistimewaan ini.

Ini berdasakan hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Malik dalam al-Muwaththa:

إنَّ رَسُوْلَ اللهِ r أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ ما شاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أعمارُ أُمَّتِهِ أَنْ لاَ يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فِيْ طُوْلِ الْعُمْرِ فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya -yang relatif panjang- sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan,” (HR Malik).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa ditetapkannya malam Qadar setara dengan seribu bulan adalah sebagai fasilitas bagi umat Rasulullah apabila ingin mendapatkan banyak pahala. Sementara itu, jika dibandingkan usia umat-umat terdahulu, usia mereka jauh lebih singkat.

Alquran menyebutkan usia Nabi Nuh as 950 tahun. Allah berfirman dalam surat al-Ankabut ayat 14:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”

Maka siapa pun yang memanfaatkan fasilitas ini akan bersaing dengan umat-umat terdahulu dalam mendapatkan jumlah pahala yang banyak. Selain itu, ada pula kisah tentang seorang dari Bani Israil yang berjihad selama seribu bulan di masa lalu sehingga membuat para sahabat iri.

أَنَّ رَجُلاً مِنْ بَنِي إِسْرَائِيل لَبِسَ السِّلاَحَ فِي سَبِيل اللَّهِ تَعَالَى أَلْفَ شَهْرٍ فَعَجِبَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ ذَلِكَ فَأَنْزَل اللَّهُ عَزَّ وَجَل : إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Ada seseorang dari Bani Israil yang menyandang senjata berjihad di jalan Allah selama 1000 bulan. Hal itu membuat umat Islam kagum. Maka Allah SWT menurunkan surat Inna anzalnahu fi lailatil qadr ,” (HR Al-Baihaqi).

Namun, ada juga kalangan yang berpendapat malam Qadar sudah diberikan kepada umat sebelum Rasulullah. Ini berdasarkan salah satu hadits:

عن أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَفِيهِ : قُلْتُ : يَا رَسُول اللَّهِ أَخْبِرْنِي عَنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَفِي كُل رَمَضَانَ هِيَ ؟ قَال : نَعَمْ . قُلْتُ : أَفَتَكُونُ مَعَ الأْنْبِيَاءِ فَإِذَا رَفَعُوا رُفِعَتْ أَوْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ؟ قَال : بَل هِيَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Dari Abu Dzar radhiyallahuanhu berkata, 'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah, beritahu aku tentang Lailatul Qadr, apakah malam itu pada bulan Ramadhan ataukah pada selainnya?' Beliau berkata, ‘Pada bulan Ramadhan.' (Abu Dzar) berkata, '(Berarti sudah ada) bersama para nabi terdahulu? Lalu apakah setelah mereka wafat (malam Lailatul Qadr tersebut) diangkat? Ataukah malam tersebut akan tetap ada sampai hari Kiamat’ Nabi menjawab, 'Akan tetap ada sampai hari kiamat,’” (HR Ahmad).