REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dodol khas Bekasi menjadi salah satu makanan yang banyak diburu oleh masyarakat selama Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Salah satunya, Dodol Khas Bekasi Ibu Rodiah yang berada di Desa Sukarukun Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi, yang saat ini tengah kebanjiran pesanan.
Dodol Khas Bekasi Ibu Rodiah yang berdiri sejak tahun 2000-an ini sudah memiliki banyak pelanggan dari berbagai wilayah yang ada di daerah Jabodetabek. Setiap harinya, ada saja masyarakat yang datang untuk memesan dodol miliknya
“Setiap harinya selalu ada pembuatan dodol, biasanya kalau bulan-bulan biasa, saya bikin 4 kuali bisa menghasilkan dodol sebanyak 3 kuintal lebih. Tapi itu tergantung banyaknya pesanan,” kata Hj. Rodiah (65), pemilik usaha Dodol Khas Bekasi dikutip dari lama resmi Pemkab Bekasi, Ahad (25/4).
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pesanan Dodol Khas Bekasi milik Rodiah ini meningkat dua kali lipat dari bulan-bulan biasa. Bahkan, Rodiah mengatakan selama Ramadhan bisa memproduksi Dodol khas bekasi sebanyak 1 ton.
“Alhamdulillah selama bulan Ramadhan ini pembuatan dodol meningkat 2 kali lipat, hari ini aja saya bikin dodol sebanyak 18 kuali itu bisa menghasilkan dodol sebanyak 1 ton,” ujarnya.
Rodiah mengatakan, Dodol khas Bekasi miliknya, memiliki empat rasa. Ada rasa ketan hitam yang dijual seharga Rp 10.000/Pcs , rasa duren Rp 13.000, Rasa Wijen Rp 10.000 dan rasa Original Rp 8.000. Dodol Khas Bekasi miliknya ini dijual ke beberapa pasar yang ada di Kabupaten Bekasi.
Baca juga : In Picture: Produksi Dodol Betawi di Cibitung Meningkat pada Ramadhan
Banyaknya orderan dodol di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran, membuat Rodiah menambah tenaga karyawan dari 12 orang menjadi 50 orang. Merekalah yang saat ini bekerja memenuhi pesanan dodol khas bekasi yang masih diolah menggunakan kayu bakar ini.
“Pembuatan dodol di sini masih menggunakan kayu yang langsung diambil dari daerah Setu. Apalagi sekarang ini banyak banget pesanan dodol, sehingga menghabiskan banyak kayu bakar,” ujarnya.