REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Suatu saat pada Ramadhan, selepas melaksanakan sholat Rasulullah SAW berbagi sapa dan berbincang-bincang tentang ilmu (Muzakarah) dengan para sahabat tentang berbagai hal. Di antara para sahabat yang hadir adalah Abu Hurairah RA.
"Sahabat yang satu ini (Abu Hurairah) terkenal sebagai penutur hadits terkemuka. Dia bernama lengkap Abdurrahman Ibn Sakhr. Dia berasal dari marga Sulaim Ibn Fahm dari suku Azd, Yaman, dan lahir di Madinah," kata Syekh Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya Pesona Ibadah Haji.
Sebelum memeluk Islam, nama Abu Hurairah adalah Abd Al-Syams yang berarti Hamba Matahari. Setelah memeluk Islam lewat tangan Al-Taufail Amr kepala marganya yang datang bersamanya ke Makkah untuk menyatakan syahadat namanya diganti Rasulullah menjadi Abdurrahman yang berarti hamba yang Mahapengasih.
Namun, dia lebih dikenal dengan sebutan Abu Hurairah (Bapak Kucing Kecil) karena begitu menyayangi kucing kecil, yang selalu dibawanya ke mana pun dia melangkah. Ia sendiri baru datang ke Madinah pada tahun ke-7 Hijriyah ketika terjadi perang khaibar setelah menetap di kota Nabi. "Dia hidup bersama Nabi Muhammad selama sekitar empat tahun," katanya.
Selama itu pula dia hampir selalu menyertai beliau karena tidak berdagang sebagaimana kaum Muhajirin dan tidak menggarap ladang sebagaimana kaum Anshor. Karena kehidupannya sangat dekat dengan Nabi setelah beliau wafat, kemudian terkenal sebagai sahabat yang paling banyak menuturkan hadits Nabi.
Selepas memperbincangkan berbagai hal, yang didengar dengan seksama oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
"Sahabat-sahabatku! Umatku, berkenaan dengan puasa yang mereka laksanakan, dikaruniakan Allah SWT lima hal istimewa yang belum pernah dianugerahkan kepada umat-umat sebelum mereka."
Pertama bau mulut orang yang berpuasa lebih semerbak, di sisi Allah ketimbang harum wewangian.
Kedua, ikan-ikan di lautan memohonkan ampun bagi mereka hingga mereka berbuka puasa.
Ketiga, setiap hari Allah menghiasi surganya, kemudian berfirman sebentar lagi hamba-hamba-Ku yang saleh akan dilepaskan dari kesusahan yang menimpa mereka dan mereka akan datang kepadamu.
Keempat, setan-setan jahat akan dibelenggu supaya tidak dapat bebas menggoda mereka sebagaimana yang bisa mereka lakukan di luar bulan Ramadhan.
Kelima, pada malam terakhir bulan Ramadan, mereka yang berpuasa akan diampuni.
"Wahai Rasulullah Apakah malam itu Lailatul Qadar? Tanya salah seorang di antara para sahabat. "Bukan. Ia layaknya upah yang diterima pekerja setelah menyelesaikan pekerjaannya." jawab Rasulullah.