REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berpuasa, berbagai makanan dan minuman bisa tampak lebih menggugah selera. Hal ini membuat sebagian orang kerap berbuka puasa dengan menyantap makanan dan minuman secara berlebihan.
Padahal, penting bagi seorang Muslim untuk tetap menerapkan pola makan yang seimbang selama Ramadhan. Secara umum, komposisi makanan yang dianjurkan dalam satu kali makan adalah 45-50 persen karbohidrat, 20-30 persen protein, dan 25-35 persen lemak sehat menurut ahli gizi dari Abu Dhabi Health Service Company (SEHA), Nujoud Al Ameri.
"Bersamaan dengan itu, mereka yang menjalani puasa dalam durasi yang panjang harus menghindari makanan manis dan berlemak, serta membatasi karbohidrat olahan," pungkas Nujoud, seperti dilansir Gulf Today.
Nujoud mengatakan pola makan yang terjaga dengan baik selama Ramadhan dapat membantu menurunkan berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol. Sebaliknya, makan berlebih selama Ramadhan dapat memicu terjadinya kenaikan berat badan.
Nujoud mengatakan makan berlebih selama Ramadhan tak hanya dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan fisik. Makan berlebih juga dapat menghambat perkembangan spiritual seorang Muslim di bulan suci ini.
Menurut Nujoud, Ramadhan seharusnya dijadikan momen untuk kembali menata kebiasaan makan. Selain itu, ibadah puasa Ramadhan juga sepatutnya menjadi sebuah kesempatan untuk memerbaiki kontrol diri dan disiplin.
"Bulan ini membutuhkan pola makan yang seimbang dan cukup untuk menjaga seseorang tetap sehat dan aktif," jelas Nujoud.
Diet atau pengaturan pola makan yang sebaiknya diterapkan selama Ramadhan adalah diet yang sederhana dan beragam. Bila diiringi dengan pola makan sehat, Nujoud mengatakan puasa selama Ramadhan dapat menjadi cara yang alami dan efektif bagi orang sehat untuk mendetoks tubuh.
Hal lain yang tak kalah penting di samping menjaga pola makan selama Ramadhan adalah menjaga pola tidur. Nujoud menekankan pentingnya untuk menjaga kecukupan tidur dan membiasakan diri untuk bangun dan tidur di jam yang sama setiap hari.
Kebiasan baik seperti ini juga perlu diimbangi dengan olahraga yang teratur. Saat Ramadhan, penting untuk melakukan beberapa penyesuaian, seperti jenis olahraga atau jam olahraga, agar terhindar dari dehidrasi.
Muslim yang terbiasa menerapkan olahraga berintensitas tinggi disarankan untuk beralih ke olahraga dengan intensitas sedang. Sebagai contoh, berjalan kaki dengan target sekitar 10.000 langkah per hari.
Akan tetapi, Muslim yang memiliki penyakit kronis disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mencoba berolahraga selama Ramadhan. Khususnya, lanjut Nujoud, adalah Muslim dengan masalah kesehatan yang tergantung dengan obat diabetes.