Mengenalkan Puasa ke Anak dengan Autisme

Red: Indira Rezkisari

Sabtu 17 Apr 2021 15:06 WIB

Anak dengan spektrum autisme tetap bisa diajarjan puasa Ramadhan. Kenalkan puasa sejak dini dan bertahap kepada anak autisme. Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika Anak dengan spektrum autisme tetap bisa diajarjan puasa Ramadhan. Kenalkan puasa sejak dini dan bertahap kepada anak autisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dr Adriana Soekandar Ginanjar mengatakan anak yang mengalami Autism Spectrum Disorders (ASD) bisa diajarkan berpuasa Ramadhan. Orang tua dengan anak autisme namun harus memperhatikan sejumlah hal.

"Cukup banyak anak-anak yang mungkin gangguannya cukup berat tapi akhirnya ikut berpuasa. Sebenarnya, anak belajar melalui meniru, observasi dari kegiatan (orang tua) di rumah, ritualnya (ibadah) berjalan, misalnya dari kecil sudah dibangunkan untuk sahur," kata Adriana, Sabtu (17/4).

Baca Juga

Lebih lanjut, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kebiasaan tersebut tidak bisa langsung ditiru dan diimplementasikan anak. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, pengenalan kebiasaan ini dilakukan secara bertahap.

"Misalnya, kalau pun dia masih belum bisa berpuasa penuh dan lapar di jam 10, boleh makan, lalu nanti puasa lagi. Kemudian orang tua juga bisa membuatkan makanan yang lebih enak saat berbuka, dan lainnya. Jadi memang ini harus bertahap," kata wanita yang pernah bergabung di sekretariat ASEAN Autism Network (AAN) tersebut.

Sama seperti puasa, pengenalan ibadah dan aktivitas keagamaan lainnya seperti sholat kepada anak autisme, juga bisa dikenalkan sejak dini. Tidak bisa begitu saja dipaksakan pada anak, karena tergantung pemahaman anak.

"Sholat juga diajarkan, walaupun mungkin bacaannya hanya dari imamnya saja, dengan dia mengikuti urutan gerakannya. Memang bertahap, makin lama kalau anaknya pemahamannya bagus tentu bisa dijelaskan tentang agama, manfaat puasa untuk kesehatan, dan lainnya," jelas Adriana.

"Ada beberapa yang kuat (berpuasa) walaupun ada anak yang lainnya makan. Bahkan ada juga yang suka baca Alquran. Dasarnya memang dari rumah. Kalau dibiasakan, maka anak akan terbiasa. Asal mengajarkannya tidak dengan ancaman, tapi lebih ke reward," imbuh wanita yang terlibat di Yayasan Autisma Indonesia tersebut.

Terpopuler