REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tujuan utama menjalankan ibadah puasa untuk mencapai Taqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ustadz H Saifuddin Aman Al Damawy dalam bukunya "Hidangan Ramadhan" menyampaikan taqwa adalah prestasi tertinggi bagi seorang hamba di sisi Allah. Prestasi ini menjadi jaminan hidup seseorang di masa kini dan masa depan, di dunia dan akhirat.
"Taqwa adalah bukti nyata yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang bersangkutan dan bermanfaat bagi orang lain berupa tindakan nyata dan hasil karya," katanya
Taqwa dibangun dengan amalan batiniah dan amalan lahiriyah. Untuk menjadi orang yang berprestasi dan sukses Taqwa, satu di antara proses yang harus ditempuh adalah berpuasa.
"Puasa yang benar harus menyinergikan amal batiniyah dan amal lahiriah," katanya.
Amalan batin di antaranya Niat melahirkan sikap kemauan kuat untuk fokus pada suatu pekerjaan. Niat Karena Allah, melahirkam ikhlas dalam segala hal, senang dalam semua hal. Iman kepada Allah melahirkan keyakinan yang kuat optimis dan percaya diri.
Untuk menjadi orang yang berprestasi dan bertaqwa (sukses), kita harus menjalankan amal lahiriyah. Apa yang kita lakukan di saat sedang berpuasa harus melahirkan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Di antara amalan lahir adalah Menahan Lapar dan Haus melahirkan aksi nyata kepedulian sosial. Mulai Fajar sampai Maghrib melahirkan aksi nyata taat aturan disiplin. Menahan Nafsu dan Keinginan melahirkan aksi nyata pengendalian diri.
"Berkata baik dan jujur melahirkan aksinya penghormatan. Memperbanyak amal saleh melahirkan aksinya terus berbuat baik," katanya.
Manakala kita bisa mengambil makna puasa dan api yang dihasilkan dari amal batiniah dan lahiriah, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten dan istiqomah, maka sukses (taqwa) pasti tercapai.