REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Allah SWT menyediakan pahala bagi orang yang serius manfaatkan bulan Ramadhan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan keshalihan sosial. Untuk itu bersungguh-sungguhlah untuk memanfaatkan waktu Ramadhan yang telah Allah amanahkan kepada kita.
"Ramadhan yang tidak dihiasi dengan amal sosial dan ibadah, rasanya kering dan gersang ibarat tinggal di rumah kosong sendirian," kata Ustadz H Saifuddin Aman Al Damawy dalam bukunya "Hidangam Ramadhan".
Menurutnya, jika Ramadhan dilalui hanya dengan tiduran tiduran, sama artinya ingin mendapatkan penghasilan tetapi tidak bekerja. Tentu sikap seperti bukan cerminan orang Islam
"Mana mungkin? Ingin menjadi orang kaya tetapi hanya menghayal, ingin mendapat pahala atau upah tetapi tidak berbuat apa-apa. Mana bisa," katanya.
Ustadz H Saiufuddin mengingatkan agar kita tidak terpedaya oleh kata-kata "tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah." Hadits itu kata dia diriwayatkan oleh Ibnu Abi Aufa, dalam sanadnya ada Ibnu Hasan dan Sulaiman Ibn An-Nakhai, kapabilitas Ibnu Hasan dinilai dhaif dan Sulaiman lebih dhaif lagi.
"Itu sebabnya tidak boleh dijadikan dalil," katanya.
Pemahaman yang tepat kata dia adalah bahwa bekerja orang yang berpuasa adalah jihad, kegiatannya adalah perjuangan dijalan Allah yang berlipat-lipat ganda pahalanya. Yang paling tepat memaknai kata-kata di atas adalah daripada berbuat tidak baik mendingan tidur.
Baca juga : Relasi Sholat dan Puasa Ramadhan
"Dengan berjihad dan beramal sosial, Anda akan merasakan betapa nikmatnya Ramadhan," katanya.
Ustadz H Saifuddi menuturkan, bukankah di bulan ini Allah membagi-bagikan rezeki, menggelar rahmat dan karunia? bukan kah di bulan ini Allah menyajikan hidangan yang lezat. Lalu mengapa tidak ikut menikmatinya?
Rasulullah bersabda:
"Wahai manusia! Telah datang menaungi kamu bulan yang agung, bulan yang diberkahi bulan yang di dalamnya ada satu malam lebih baik daripada 1.000 Bulan Allah menjadikan puasanya sebagai kesunahan. Barangsiapa yang melakukan satu macam kebaikan di dalamnya, maka dia seperti melakukan kewajiban fardhu di luar Ramadhan. Barangsiapa yang melakukan satu kewajiban di bulan Ramadhan, maka dia seperti menjalankan 70 kewajiban di luar bulan Ramadhan. Ramadan adalah bulan kesabaran (ketekunan) dan sabar pahalanya adalah surga. Ramadan adalah bulan kasih sayang, bulan di mana rezeki orang beriman ditambah-tambah. (HR Ibnu Huzaimah).