Relasi Sholat dan Puasa Ramadhan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 16 Apr 2021 04:03 WIB

Relasi Sholat dan Puasa Ramadhan. Foto: pengurus Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustadz Syahrullah Iskandar Foto: Dok Republika Relasi Sholat dan Puasa Ramadhan. Foto: pengurus Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustadz Syahrullah Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lafal sholat dengan segala derivasinya tersebut sebanyak 99 kali di banyak surat dalam Alquran. Sementara khusus kata sholat terulang sebanyak 67 kali dalam Alquran. Pakar tafsir yang juga pengurus Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Syahrullah Iskandar menjelaskan kata sholat dalam Alquran tidak sekedar bermakna sholat fardhu lima waktu. Kata sholat yang ditemukan pada ayat-ayat Alquran juga bermakna doa, ampunan, rahmat, tempat ibadah, Islam z agama, bacaan, sholat umat terdahulu dan lainnya.

Selain sholat fardhu, Alquran juga menyebutkan jenis sholat lainnya seperti sholat lail, sholat jenazah, sholat bagi yang berhalangan (sakit), sholat Jumat, sholat khauf, sholat dalam perjalanan dan lainnya. 

Baca Juga

Ustadz Syahrullah menjelaskan sholat merupakan rukun Islam kedua yang mengandung banyak faidah. Salah satu di antaranya adalah mengokohkan relasi seorang hamba dengan Allah SWT. Ia menjelaskan ibadah sholat pertanda ketundukan dan kepatuhan seorang hamba kepada Tuhan semesta alam. Menurut ustadz Syahrullah sholat tidak sebatas ibadah wajib yang harus dilakukan seorang Muslim. Tetapi sholat memiliki makna mendalam dalam setiap gerakan dan bacannya, di mana dengan penghayatan mendalam akan  berdampak pada perilaku hidup seorang Muslim. 

"Perintah sholat lazimnya menggunakan lafal aqama-yuqimu atau segenap derivasinya sebagai pertanda bahwa sholat tidak sekadar dilaksanakan, tetapi pelaksanaannya seoptimal dan sesempurna mungkin sesuai ketentuan yang ada. Banyak orang yang hanya menjadikannya sekedar penggugur kewajiban, sehingga acap kali abai akan makna terdalam dari shalat itu sendiri. Sejatinya, sholat dijadikan sebagai kebutuhan spiritual seorang hamba. Dengan begitu, orang tidak sekadar melaksanakan sesuai ketentuan fiqhiyah-nya, tetapi juga menghayati setiap bacaan dan gerakan dalam shalat itu sehingga melahirkan kekhusyukan," kata ustaz Syahrullah kepada Republika pada Kamis (15/4). 

Mengapa banyak orang yang rajin sholat tetapi perbuatan dosa pun tetap dijalankan? Menurut ustadz Syahrullah itu terjadi karena orang tersebut belum menghayati hakikat dari sholat yang dilakukannya. Ia menjelaskan implikasi dari penghayatan akan isi sholat akan terkait dengan nilai manfaat yang akan diperoleh orang yang shalat baik dalam sholat (atau untuk dirinya) maupun setelah shalat (dalam kehidupan sehari-hari). Ia menambahkan bahwa indikator kesuksesan sholat juga dapat diukur setelah seorang hamba mengerjakan sholat yaitu penerapan makna sholat dalam keseharian. 

Baca juga : Berartinya Waktu Pada Bulan Ramadhan

"Pahala sifatnya ukhrawi, tetapi kebajikan yang memancar dari tutur dan laku orang yang sholat itulah yang lebih penting kita tekankan," jelasnya. 

Lebih lanjut ustadz Syahrullah menjelaskan perintah sholat dalam Alquran kerap disandingkan dengan perintah ibadah lainnya semisal perintah berzakat, bersedekah, bersabar dan sebagainya. Sebagaimana dapat ditemukan dalam surat Al Baqarah ayat 43 dan 153 juga Al Hajj ayat 77. Menurutnya hal itu sebagai pertanda bahwa sholat tidaklah terpisah dengan ibadah lainnya. Dalam arti lain ada korelasi yang sangat kuat antara sholat dengan ibadah-ibadah lainnya. 

"Sholat harus sinergi dengan ibadah lainya semampu kita. Rajin sholat, tetapi mengabaikan kewajiban zakat padahal ia telah wajib zakat adalah juga keliru dalam agama. Demikian pula sebaliknya, rajin berzakat, bahkan jumlahnya besar, tetapi melupakan kewajiban shalat juga tidak dibenarkan dalam agama Islam," katanya.  

Begitupun sholat dengan puasa yang memiliki kaitan yang penting. Ustadz Syahrullah menjelaskan puasa merupakan pengendalian diri seorang hamba sehingga mampu menjadi manusia yang mencapai tujuan sebagai orang yang bertakwa. Sementara sholat harus memberi nilai guna dalam perangai seseorang. Pada sisi lain, berzakat akan semakin memantapkan relasi sosial muzakki dan mustahiq, selain mensucikan harta dan menunaikan kewajiban. Terlebih ibadah haji yang harus mematangkan relasi baik seseorang dengan Allah dan kepada segenap sesama makhluk. Lebih dari itu, menurut ustaz Syahrullah ibadah puasa juga berdampak terhadap kualitas ibadah sholat seseorang.

Baca juga : Sonny Bill Williams Merasa Bahagia Saat Sholat 

"Dalam sholat seseorang tentunya sedang berpuasa, karena tidak boleh makan dan minum saat pelaksanaannya. Tetapi kalau coba dikaitkan pengaruh ibadah puasa terhadap shalat, tentu dapat saja dirasakan. Lagi-lagi, penghayatan akan nilai puasa beserta nikmat batin puasa akan akan menambah kualitas shalat seseorang. Semangat orang beribadah di bulan Ramadhan mestinya dibarengi dengan dimensi peningkatan kualitas, tidak sekadar dimensi kuantitasnya agar tujuan menjadi insan yang bertaqwa betul mewujud di tengah masyarakat," katanya.