REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Warga Palestina di Jalur Gaza menyambut bulan Ramadhan di bawah bayang-bayang kesulitan ekonomi yang disebabkan blokade Israel dan pandemi virus corona. Lebih dari separuh penduduk di Jalur Gaza saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tingkat pengangguran di Jalur Gaza hampir mencapai 50 persen dari sekitar 2,1 juta populasinya. Tingginya tingkat pengangguran di Gaza disebabkan oleh blokade Israel di darat, laut, dan udara selama 15 tahun.
Selain itu, pandemo virus korona juga telah menyebabkan memburuknya situasi ekonomi di wilayah tersebut. Terlepas dari semua kesulitan ini, warga Palestina tetap pergi ke pasar untuk berbelanja persiapan Ramadhan.
“Kami meminta pemerintah mengambil langkah serius untuk membantu kami di masa sulit ini,” ujar seorang warga Gaza, Farooq Hashim Amar kepada Anadolu Agency.
"Saat situasi ekonomi memburuk, wabah Covid-19 mempengaruhi berbagai bidang di Gaza. Orang-orang melakukan yang terbaik untuk membuat anak-anak mereka bahagia," kata Amar menambahkan.
Amar meminta negara-negara Muslim untuk memberikan bantuan kepada rakyat Gaza. Pada awal Maret, Gaza mengkonfirmasi kasus harian virus korona sekitar 200 infeksi. Menurut data Kementerian Kesehatan, wilayah Palestina telah melaporkan lebih dari 81 ribu infeksi, dengan 677 kematian.
Sistem kesehatan Palestina sebelumnya telah berada dalam situasi sulit akibat blokade Israel. Selama pandemi Covid-19, sistem kesehatan Palestina berada di ambang kehancuran karena kekurangan obat-obatan dan peralatan.
Sumber: anadolu