REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Darussalam Kota Solo, Jawa Tengah kembali meniadakan tradisi Ramadhan pembagian bubur Samin. "Dua tahun ini ditiadakan. Memang sebaiknya jangan membuat bubur Samin dulu karena mengundang kerumunan," kata Takmir Masjid Darusalam Rosyidi Mochdlor di Solo, Selasa (13/4).
Ia mengatakan pada kondisi normal dalam satu hari bubur Samin bisa dibagikan kepada minimum 500 orang. Biasanya warga mulai mengantre setelah salat Ashar. Bahkan, tidak jarang bubur yang dibagikan bisa lebih dari 1.000 porsi.
"Antrean ini yang dikhawatirkan menimbulkan kerumunan, sulit untuk memastikan jaga jarak karena biasanya yang datang sangat banyak," katanya.
Apalagi, dikatakannya, untuk waktu pembagian juga dibatasi, yaitu usai Ashar hingga menjelang Magrib. Ia mengatakan pendeknya waktu pembagian tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan massa.
Terkait hal itu, diakuinya, tidak sedikit masyarakat yang menanyakan pembagian bubur Samin mengingat selama ini cukup banyak warga dari luar kota yang sengaja datang ke Solo untuk bisa menikmati sajian tersebut.