REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menceritakan tentang puasa selama satu bulan penuh kepada non-muslim seperti menceritakan sebuah film kepada orang yang belum menontonnya, akan sedikit sulit digambarkan. Mereka harus mengalaminya secara langsung untuk mengerti sepenuhnya tentang puasa itu.
Menurut penulis Muslim dan konsultan, Idris Tawfiq, hal paling mudah untuk menjelaskan tentang puasa kepada non-Muslim mungkin adalah tentang mengurangi makanan untuk menurunkan berat badan dengan cara berpuasa. Menurutnya, itu adalah cara terdekat agar mereka memahami tentang puasa Ramadhan yang dilakukan Muslim selama satu bulan penuh.
Meskipun bagi umat Muslim tahu bahwa puasa bukan hanya sebatas menahan perut dari rasa lapar dan haus. "Kita tahu dengan niat yang benar, kita sebenarnya bisa mendekat kepada Allah selama bulan mulia ini," kata Tawfiq dilansir dari About Islam, Selasa (13/4).
Kebanyakan orang, menurutnya, terutama mereka yang tidak beragama atau tidak percaya pada Tuhan, mereka hanya melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri atau untuk orang yang mereka cintai.
Allah berfirman: "Wahai orang-orang beriman! Diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah ayat 183).
"Muslim tidak berpuasa karena apa yang akan mereka peroleh, mereka berpuasa karena Allah ingin mereka melakukannya," tutur Tawfiq.
Tawfiq kembali berujar, bahwa kata Islam berasal dari akar kata Arab yang berarti penyerahan dan damai. Seorang Muslim artinya orang yang berserah diri kepada Allah
Ketika bersujud dalam sholat dan kepala menyentuh tanah, ini menunjukkan kesadaran bahwa Allah Yang Maha Kuasa bertanggung jawab atas segala hal di dunia ini. Allah tidak hanya menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu di antaranya, tetapi Allah juga mengetahui setiap daun yang jatuh dari setiap pohon.
"Menyerah kepada Allah adalah kuncinya, d dengan menyerah, kita kemudian mengalami kedamaian," tuturnya.
Ramadhan adalah kesempatan bagi umat Islam untuk memeriksa kembali cara mereka menjalani hidup selama setahun terakhir. Mereka dapat memutuskan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di tahun yang akan datang.
"Ini seperti pembersihan spiritual Musim Semi, di mana kita membersihkan debu dari semuanya, dan membuang segala sesuatu yang tidak penting dan esensial dalam hidup kita," tambahnya.
Selain itu, berpuasa di bulan Ramadhan juga kembali meningkatkan rasa syukur kepada Allah setelah merasakan rasa lapar. Karena masih banyak orang yang merasakan kelaparan dalam hidupnya, bahkan tidak memiliki makanan atau tempat tinggal.
"Jadi, Ramadhan adalah waktu yang spesial bagi umat Islam. Ini berfokus pada gagasan keikhlasan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dalam melakukan ini, kami menemukan kedamaian dan kepuasan.
Ramadhan berbicara langsung ke hati kita dari Dia yang menciptakan segala sesuatu. Dalam berbicara dengan non-Muslim tentang kegembiraan dan makna Ramadhan, kami harus mencoba menyampaikan sebagian dari hal ini," kata Tawfiq.