REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak masyarakat yang memiliki kelebihan banyak berbagi di bulan Ramadhan. Wapres menilai, Ramadhan merupakan momentum tepat untuk masyarakat saling berbagi kebaikan.
"Mari kita semua ajak mereka yang memiliki kelebihan untuk berbuat kebajikan, berbagi, memberikan zakatnya, infaknya, dan sadaqah karena pada bulan Ramadan, banyak orang yang membutuhkan," kata Wapres dalam sambutannya di acara Tarhib Ramadhan, Jumat (9/4) malam.
Wapres mengatakan, apalagi Ramadhan kali ini masih di suasana pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang ekonominya terdampak. Karena itu, berbagi dapat meringankan penderitaan orang lain.
Ia juga mengatakan, Rasulullah mengajak umat bersama para ulama untuk berbuat kebaikan kepada masyarakat dalam suasana yang memprihatinkan. Rasulullah juga paling dermawan ketika dalam bulan Ramadan.
"Dan karena pahalanya juga sangat banyak, kebaikan dilipatgandakan, doa-doa juga diterima. Karena itu marilah saat ini kita ajak umat melakukan kebaikan-kebaikan itu," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres mengimbau agar Ramadan dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki diri serta memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk memohon inayah-Nya (perlindungan), khususnya dari segala bencana yang tengah melanda Indonesia.
Apaalgi bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan.
"Mari kita jadikan bulan Ramadan [sebagai] bulan untuk memohon ampun kepada Allah. Karena kita menyadari bahwa kita semua tidak ada yang luput dari dosa, kita bukan makhluk yang maksum (terpelihara dari dosa). Juga memohon perlindungan-Nya, inayah-Nya, karena kita bukan orang yang dijamin [masuk surga],” kata Wapres.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum MUI Pusat Miftachul Akhyar mengungkapkan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, yang tidak boleh disia-siakan.
”Setiap kedatangannya, Rasulullah selalu membuat statement, bahwa bulan Ramadan ini telah hadir di tengah-tengah kalian. Kata Rasul, di dalam bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ini adalah suatu istilah yang artinya sesuatu yang tidak dapat kita hitung,” kata Miftachul.
Ia juga berharap, semoga acara tarhib (penyambutan) Ramadan ini dapat memberi nilai tambah dalam menyambut kehadiran Ramadan sehingga menimbulkan kerinduan umat Islam kepada Ramadan dan meningkatkan semangat dalam beribadah di bulan ini.