REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tak terasa, bulan suci Ramadhan tinggal menghitung hari. Dalam menyambut Ramadhan, ada baiknya umat Islam memperbanyak ibadah-ibadah sunnah. Ada doa masyhur menjelang bertemu bulan Ramadhan. Doa ini sering dibaca oleh masyarakat Indonesia yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra dari Nabi Muhammad saw:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan. “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada Ramadhan.”
Saiyid Mahadhir menjelaskan dalam bukunya berjudul Menyambut Ramadhan, hadits tersebut dikeluarkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab Syu’ab al-Iman, Abu Nu’aim di dalam kitab al-Hilyah, dan ath-Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Ausath. Namun, beberapa ulama menilai hadits tersebut dhaif karena ada illah pada perawinya, yaitu Zaidah bin Abi ar-Raqqad dan Ziyad an-Numairi. Keduanya dianggap bermasalah oleh para ulama sehingga hadits yang diriwayatkan oleh mereka rata-rata dianggap bermasalah.
Ini berarti doa tersebut tidak kuat disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Akan tetapi, perkara apakah hadits dhaif itu boleh atau tidak dipakai dalam berdoa adalah hal lain. Imam an-Nawawi dalam madzhab Sayfi’I dalam al-Majmu mengatakan “Telah kami sampaikan di beberapa tempat (di kitab ini) bahwa semua ahli sepakat untuk mengamalkan hadits dhaif pada selain penetapan hukum dan ushul akidah.”
Jadi, tidak ada kesalahan dalam mengamalkan doa yang diambil dari hadits dhaif. Yang tidak boleh dilakukan adalah meyakini dengan sepenuhnya bahwa doa itu adalah doa persis benar-benar dulunya diucapkan oleh Rasulullah.
Baca juga : Umat Muslim St. Petersburg Sambut Ramadhan