REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada pertengahan bulan Sya’ban, sebagian umat Islam memperingati malam nisfu Sya’ban. Pada malam itu, mereka membaca Yaasin menjelang bulan suci Ramadhan.
Selain membaca Yaasin, adakah doa khusus yang diucapkan ketika malam nisfu Sya’ban? Pendiri Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Sarwat mengatakan dalam situs resminya, anjuran berkumpul di malam nisfu Sya’ban memang ada.
Akan tetapi dari haditsnya, para ulama umumnya menilai hadits tentang hal tersebut dhaif. Adapun haditsnya yaitu:
Dari Ali bin Abi Thalib secara marfu’ bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila datang malam nisfu Sya’ban, maka bangunlah pada malamnya dan berpuasalah siangnya. Sesungguhnya Allah turun pada malam itu sejak terbenamnya matahari ke langit dunia dan berkata, “Adakah orang yang minta ampun, Aku akan mengampuninya. Adakah yang minta rizki, Aku akan memberinya rizki. Adakah orang sakit, maka Aku akan menyembuhkannya sampai terbit fajar,” (HR Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif).
Sementara itu, ritual yang dilakukan oleh umat Islam selama ini seperti berkumpul untuk berdzikir dan berdoa khusus pada malam nisfu Sya’ban di masjid-masjid belum ditemui saat zaman Rasulullah maupun zaman sahabatnya. Ritual ini baru ditemukan pada zaman Tabi’in, yakni zaman satu lapis generasi setelah generasi para sahabat.
Shaikh al-Qasthalani menjelaskan dalam kitabnya Al-Mawahib Alladunniyah jilid 2 halaman 59, para tabiin di negeri Syam seperti Khalid bin Mi’dan dan Makhlul telah berjuhud atau mengkhususkan ibadah pada malam nisfu Sya’ban. Oleh karena itu, orang-orang mencontoh mereka.