REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Senior (Cluster Keamanan) Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan, berdasarkan survei warga Malaysia telah mengikuti protokol pembatasan sosial dengan baik. Dia mengaku, hal tersebut merupakan hal yang sangat dibanggakan, terlebih ketika upaya memutus rantai Covid-19 telah dinilai efektif.
“Kesadaran publik tentang perlunya memutus mata rantai infeksi sudah terbukti, dilihat dari survei Dewan Keamanan Nasional (NSC) yang dilakukan sejak 18 Mei,” ujar dia seperti dikutip dari Bernama, Ahad (24/5).
Dia menambahkan, dari 215.712 responden, sekitar 74 persen memilih untuk tidak menerima tamu selama perayaan idul fitri. Sambung dia, 20 persen dari jumlah itu juga lebih memilih untuk melakukan silaturahmi dengan kerabat terdekat di sekitar rumahnya.
“Sementara hanya enam persen memilih untuk merayakannya dengan kerabat dari jauh maupun dengan tetangga mereka,” tambahnya.
Namun demikian, dia mengingatkan, meski survei menunjukkan adanya ketaatan perayaan idul fitri dengan cara aman di wilayahnya, bukan berarti hal itu diperbolehkan. Utamanya pergi ke tempat lebih jauh dan tidak mengindahkan batasan.
Menurut dia, masyarakat juga masih tetap perlu diingatkan agar tak bergembira dalam artian merayakan berlebihan, terkait 1 Syawal 1441 H. Hal itu, kata dia, untuk mengurangi kekhawatiran dan menghindari petugas untuk tidak menghampiri dan menindak kediaman karena pelanggaran SOP.
Dia melanjutkan, untuk mendukung itu, Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) dan Angkatan Bersenjata Malaysia (MAF) akan terus melakukan patroli. Terlebih, ketika hari raya idul fitri, yang menjadi puncak berkumpulnya kerabat dan rekan pada tahun biasanya.
Mengutip data Worldometer pada Ahad (24/5), jumlah kasus positif Covid-19 di Malaysia masih ada di angka 7.185 orang. Sementara itu, 5.912 diantaranya telah dinyatakan sembuh dan 115 lainnya meninggal.