REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menekankan pentingnya protokol kesehatan terhadap pencegahan Covid-19 bagi masjid-masjid yang sangat ingin menggelar sholat Idul Fitri pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Kalaupun ada yang lakukan (sholat Id) di masjid dan lapangan itu harus diatur dengan baik sesuai protokol kesehatan agar tidak ada peningkatan kasus Covid-19 sesudah ini," kata Sekretaris MUI Wilayah Sulsel, Prof Ghalib di Makassar, Sabtu (23/5).
Selain itu, pemerintah jika memberikan izin diminta untuk tetap mengawal pelaksanaan ibadah sesuai protokol kesehatan. "Semoga setelahnya tidak terjadi penularan. Diperlukan kearifan agar masyarakat mengerti untuk apa kebijakan Shalat Id di rumah dikeluarkan.
Ia mengatakan kebanyakan masyarakat sering membandingkan aktivitas masjid dan pasar. Hal ini kata dia, cukup keliru, sebab perbandingan tempat ibadah harusnya dibandingkan dengan tempat ibadah yang lainnya.
Dosen Universitas Islam Negeri ini menegaskan bahwa umat tidak dilarang beribadah, tetapi dilarang berkerumun. Seperti halnya pelaksanaan Ijtima sebagai wadah berkumpulnya pemuka agama di beberapa negara yang telah dihentikan namun masih menimbulkan dampak besar terhadap penyebaran Covid-19.
"Masyarakat selalu menanyakan kenapa masjid ditutup dan pasar dibuka, itu kan bukan bandingannya. Kalau masjid bisa dibandingkan dengan pura dan gereja. Tempat perbelanjaan kalau ditutup bisa mati juga kita. Inilah menjadi tugas pemerintah untuk lebih mempertegas kebijakan agar tidak ada juga penyebaran di pasar," urainya.
Sholat Id di rumah sesuai anjuran MUI dan pemerintah, kata Prof Ghalib, tidak akan mengurangi hikmatnya ibadah, sebab hal itu dilakukan untuk kemaslahatan umat. "Intinya kita ingin menyelamatkan jiwa umat, kita butuh generasi yang sehat untuk bisa berhikmat untuk kemajuan agama, bangsa dan negara," ujarnya.
Maka dari itu, di tengah pandemik Covid-19, MUI mengajak umat Islam meningkatkan iman dan takwa dengan mengokohkan rumah tangga sebagai basis kesejahteraan umat. Prof Ghalib menyampaikan bahwa menurut para ulama, kesehatan itu seperti mahkota pada orang yang sehat namun tidak ada yang bisa melihatnya kecuali orang yang sakit.
Maka dari itu, dianjurkan bahwa memelihara kesehatan jauh lebih baik daripada mengobati, langkah preventif itu diwujudkan dengan imbauan sholat Idul Fitri di rumah. "Karena agama mengajarkan meskipun kesehatan bukan segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan kita juga tidak bs berbuat apa-apa," katanya.
Oleh karena itu, diharapkan masyarakat tetap mengikuti apa yang diinginkan pemerintah dan ulama untuk melaksanakan sholat di rumah, mengatur suasana lebaran di tempat ibadah sesuai protokol kesehatan agar terbebas dan terpelihara dari virus corona.
Kata Prof Ghalib, MUI juga berharap Idul Fitri menghadirkan keharmonisan di tengah perbedaan. "Semoga Ramadhan ini meningkatkan solidaritas kita membangun negeri dengan maksud pentingnya menjaga kesehatan dengan baik, terutama prinsip dalam Islam bahwa kesehatan kesalehan melahirkan pribadi yang baik untuk sesama," urainya.