REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Silaturahim. Itulah ibadah yang mulia, mudah sekaligus membawa berkah. Sebagai mahluk sosial, manusia tak bisa hidup sendiri. Setiap orang harus saling membantu dan menolong yang lainnya. Karena itulah ajaran Islam menekankan pentingnya merajut dan memperkokoh tali silaturahim antarsesama.
Orang yang memutus tali silaturahim atau persaudaraan adalah orang yang dilaknat oleh Allah SWT. Dalam surat Muhammad ayat 22-23, Allah SWT berfirman, “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.”
Meluangkan sedikit waktu di tengah aktivitas yang supersibuk untuk merajut silaturahim dengan sesama Muslim sudah dinilai dengan amal soleh. Terlebih, saat ini teknologi komunikasi sudah begitu maju. Tak sulit bagi setiap Muslim, meski terpisahkan jarak dan waktu, untuk tetap dapat bersilaturahim.
Sang Khalik pun memerintahkan manusia untuk saling memperkokoh tali silaturahim. Dalam Alquran surat an-Nissa ayat 1, Allah SWT berfirman, ''Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Memupuk dan memperkokoh tali silaturahim atau persaudaraan dengan sesama Muslim memiliki sederet keutamaan. Bahkan, Rasulullah SAW sendiri yang mengungkapkan keistimewaan bagi umatnya yang mau bersilaturahim. Apa saja keutamaan bagi mereka yang iklhas merajut tali silaturahim dan ukhuwah Islamiyah?
Silaturahim seperti dijanjikan Rasulullah SAW dapat membuat seorang Muslim dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umurnya. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang suka diluaskan rezeki dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Selain itu, mereka yang gemar bersilaturahim dijanjikan akan di masukan ke dalam golongan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dari Abu Hurairah RA, sesunguhnya Roaulullah saw bersabda, ''... Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahmi...'' (HR Bukhari dan Muslim).
Orang yang gemar silaturahim pun akan selalu berhubungan dengan Allah SWT. Dari Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR Bukhari dan Muslim.)
Keistimewaan lainnya, Silaturahim dapat menjadi salah satu sebab penting masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang berkata, ”Wahai Rasulullah, beritahulah saya satu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau menjawab, “Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan bersilaturahim.”” (Diriwayatkan oleh Jama’ah).
Meski terkesan sepele, silaturahim adalah ketaatan dan amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT, serta tanda takutnya seorang hamba kepada Allah. “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS: Arra’d, 21).
Betapa mulianya menjalin silaturahim, sehingga mendapat keutamaan yang begitu hebat dalam ajaran Islam. Dengan makin pesatnya teknologi, silaturahim pun bisa dijalin dengan beragam cara. Kini, teknologi komunikasi melalui laman jejaring sosial mengungkinkan setiap orang dapat bersilaturahim dengan sesama saudaranya di seluruh dunia.
Silaturahim dapat memperkokoh persatuan umat. Karenanya, Rasulullah SAW sangat mewanti-wanti agar umatnya tak sekali-kali memutuskan hubungan silaturahim. Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa yang memutuskanku, maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR Bukhari dan Muslim).