REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Eksekutif Muslim Belgia mengumumkan, masjid-masjid di negara itu akan tetap ditutup selama Hari Raya Idul Fitri. Setelah merebaknya wabah virus corona di Belgia, Eksekutif Muslim mengumumkan langkah-langkah untuk merayakan Ramadhan di bawah aturan penerapan lockdown. Masjid-masjid telah ditutup dan pertemuan dengan sekelompok teman atau keluarga juga dilarang.
"Sayangnya, jelas bahwa masjid-masjid tidak dapat membuka pintu mereka untuk umum selama perayaan Idul Fitri, yang akan berlangsung pada 23 dan 24 Mei," kata Eksekutif Muslim Belgia dalam siaran persnya, dilansir di The Brussels Times, Rabu (20/5).
Selain itu, lembaga pengurus Muslim ini menyatakan, pertemuan di kalangan masyarakat di semua tempat lain juga tetap dilarang saat ini. Karena itu, mereka mengimbau bahwa sholat Ied hanya bisa dilakukan di rumah, dalam lingkaran yang sangat terbatas. Dengan demikian, hanya anggota keluarga yang hidup di bawah satu atap saja.
"Demikian pula, hanya orang-orang yang hidup di bawah atap yang sama dapat berpartisipasi dalam perayaan Ied, mungkin dengan empat orang biasa lainnya, menurut Dewan Keamanan Nasional, setiap keluarga telah dapat menerima dalam kondisi tertentu sejak 10 Mei," tambahnya.
Selama beberapa pekan, Eksekutif Muslim ini telah melakukan pertemuan dengan lembaga keagamaan lainnya untuk dapat mengajukan proposal bersama kepada pihak berwenang. Mereka mengusulkan bahwa 29 Mei 2020 atau 5 Juni 2020 sebagai tanggal potensial untuk pembukaan kembali dan dimulainya kembali kegiatan. Namun, dengan syarat di bawah kondisi dari 10 meter ruang lantai per orang dan membatasi jumlah orang hingga maksimum 100. Namun, keputusan akhir akan diambil oleh Dewan Keamanan Nasional.