REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Umat Muslim di Inggris didesak merayakan Hari Raya Islam Idul Fitri di rumah pada akhir pekan nanti. Karena biasanya, umat Muslim merayakannya dengan sholat Idul Fitri berjamaah di masjid serta dilanjutkan dengan berkunjung ke keluarga dan rumah saudara-saudaranya.
Dilansir di BBC, Selasa (19/5), Dewan Muslim Inggris mengeluarkan instruksi kepada seluruh umat Muslim Inggris agar melakukan perayaaan dengan tetap menjaga jarak. Kunjungan-kunjungan yang biasa dilakukan diganti secara virtual selama masa pandemi Covid-19.
Kepala Urusan Publik di MCB l, sebuah organisasi payung dari berbagai badan Muslim Inggris, Miqdaad Versi, mengatakan kondisi ini memang menyedihakan karena kita tidak dapat merayakan sebagaimana biasanya.
"Biasanya umat Islam akan berada di masjid, masjid-masjid akan dipenuhi orang-orang sejak pagi dan rumah akan penuh sesak karena keluarga besar dan teman-teman semuanya datang berkumpul," ujar Miqdaad.
"Jadi dari sudut pandang agama, ini sebenarnya sangat sulit. Setiap tahun orang berpakaian dan pergi ke masjid dan melakukan sholat Idu Fitri yang merupakan keharusan bagi sebagian orang, karena merupakan hal yang harus dilakukan dalam agama Islam. Dan itu tidak mungkin terjadi (tahun ini)," ujarnya.
Imam senior di Masjid Makkah di Leeds dan ketua Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam, Qari Muhammad Asim mengatakan ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Muslim Inggris bahwa tidak akan melakukan sholat Idul Fitri di masjid.
"Ini adalah sesuatu yang tidak terpikirkan enam bulan lalu, tetapi hari ini yang tidak terpikirkan telah menjadi kenyataan. Sholat Idul Fitri adalah sesuatu yang semua orang nantikan sepanjang hari. Ini sangat menyedihkan bagi kami. Kami harus melakukan banyak pengorbanan spiritual selama Ramadhan dan itu akan berlanjut pada hari raya," katanya.
Sajjad Amin dari Masjid Khizra di Cheetham Hill, Manchester utara, mengatakan karena dalam situasi karantina pelaksanaan sholat jamaah Idul Fitri akan sulit. Mungkin lebih sulit dari tidak pergi ke masjid selama Ramadhan.
"Itu adalah sesuatu yang kita semua lakukan sejak kita masih anak-anak, apakah pergi ke masjid pada malam hari untuk berbuka puasa atau untuk sholat biasa, dan semua itu telah diambil dari kita," ucapnya.
MCB telah mengeluarkan panduan terpisah untuk Muslim yang tinggal di Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales. Tetapi di seluruh Inggris, umat Islam telah diminta merayakan secara virtual dan berbagi hadiah tradisional dengan mempostingnya terlebih dahulu.
Sekretaris Jenderal MCB, Harun Khan, mengatakan Lebaran kali ini tidak merayakannya di masjid-masjid dan bersama orang-orang yang kita cintai. Ini memang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menjadi kesedihan besar di masyarakat di seluruh negeri, tapi umat Muslim akan beradaptasi dan menemukan cara terbaik untuk tetap merayakannya. "Hari suci sambil menyelaraskan dengan pedoman terbaru," ujar Harun.