REPUBLIKA.CO.ID, DEOBAND -- Lembaga pendidikan Islam yang paling berpengaruh di India, Darul Uloom Deoband, Senin (18/5), mengeluarkan sebuah fatwa yang mengimbau umat Muslim merayakan dan melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah tahun ini. Hal itu seiring dengan penerapan kebijakan lockdown nasional yang diperpanjang di India.
Sejarawan dan juga penulis berbasis di Delhi, Rana Safvi, memandang Idul Fitri tahun ini sebagai sebuah acara kemanusiaan ketimbang sebuah festival atau perayaan. Sedangkan Qari Fazlur Rahman, yang memimpin sholat Id di Jalan Merah di Kolkata setiap tahun, meyakini beradaptasi dengan normal baru tidak berarti kesucian perayaan Idul Fitri akan hilang.
Menuju pekan terakhir bulan Ramadhan, setidaknya 172 juta populasi Muslim di India tengah bersiap menyambut Idul Fitri. Biasanya, Idul Fitri dirayakan dengan melaksanakan sholat Id di pagi hari dan dilanjutkan dengan kegiatan silaturahim dengan keluarga dan tetangga.
Namun, situasi wabah virus corona yang melanda negara itu, termasuk negara-negara lainnya, membuat perayaan Idul Fitri tahun ini akan berbeda dari biasanya. Pada kelompok media sosial, beredar pesan seperti 'tidak ada pakaian baru, cukup kenakan pakaian terbaik Anda'. Selain itu, beredar pula pesan tentang imbauan agar orang-orang mengisi perayaan Idul Fitri dengan semangat memberi.
Anjuran dalam pesan yang beredar itu mendorong orang-orang membantu membayar biaya sekolah anak yang membutuhkan atau sewa orang yang kesulitan guna membantu para pedagang yang terkena dampak lockdown. Di rumah Suboohi Alvi di Lucknow, hidangan manis yang khusus disajikan saat Lebaran, sewaiyan, yang aromanya memenuhi dapurnya tidak akan hanya tersedia bagi teman dan keluarga. Keluarga ini akan berbagi sewaiyan untuk mereka yang kesulitan.
"Kami akan membuat sewaiyan untuk dibagikan di antara mereka yang telah melalui banyak kesulitan dalam dua bulan terakhir dan tidak mampu mengadakan perayaan Idul Fitri yang layak," kata Alvi, dilansir di The Times of India, Selasa (19/5).
Sementara itu, warga Srinagar, Muzaffar Shah, mengungkapkan satu permintaan kepada pemerintah. Ia meminta agar pemerintah mengizinkan toko daging kambing dibuka sebelum Idul Fitri tiba.
"Jika tak masalah, perayaan Idul Fitri yang baik akan melengkapi semua yang kita lewatkan saat ini," ujarnya.
Di Lembah itu saja, para pedagang biasanya melakukan transaksi bisnis senilai 1.200 crore Rupee menjelang Idul Fitri. Namun, diakui pedagang Srinagar, Ashiq Sheikh, keadaan menjadi buruk sejak pertengahan 2019.
"Lockdown yang disebabkan oleh pandemi juga telah menghancurkan bisnis Idul Fitri," katanya.
Menurut Asosiasi Perdagangan Lucknow, volume bisnis Idul Fitri yang hilang di kota tersebut kali ini adalah sekitar 500 crore Rupee. Sedangkan gabungan di Telangan dan Andhra Pradesh (AP), bisnis yang hilang sekitar 2.000 crore Rupee.
Di jalur-jalur Delhi lama, tidak ada tanda Idul Fitri berjarak kurang dari sepekan. Tidak ada permen yang dijual di jalanan dan tidak ada dekorasi di sekitar Masjid Jama.
Di Telangana, para pemimpin masyarakat dan ulama telah meminta semua orang meredam semangat pesta tidak hanya karena lockdown, tetapi juga untuk menghormati mereka yang kehidupan dan mata pencahariannya paling terpengaruh karena wabah ini.