REPUBLIKA.CO.ID,Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam tentang keistimewaannya ketimbang bulan-bulan lain. Salah satunya yakni maghfirah atau ampunan dari Allah SWT. Segala pekerjaan yang didasari niat beribadah kepada Allah, selain memperoleh pahala juga mendapat ampunan-Nya seperti mendirikan shalat malam, berzikir, hingga berpuasa.
Founder Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, ampunan yang diberikan Allah kepada hambanya pada saat bulan suci Ramadhan sangat istimewa. Allah SWT yang menawarkan sendiri ampunannya kepada hamba-Nya.
Yang menarik ampunan Allah itu disandingkan dengan berbagai amal ibadah selama Ramadhan. Ini dapat dipahami lewat hadis nabi yang menerangkan, siapa yang mengerjakan puasa dengan iman maka dosanya akan diampuni dari yang telah lalu hingga saat itu. Pada redaksi hadits lain menjelaskan orang yang mengerjakan qiyamullail pada bulan Ramadhan akan diampuni dosanya yang sudah lalu.
"Ini menunjukan ampunan Allah itu sangat spesial, menunjukkan rahmat Allah sangat mahal. Untuk mendapatkan maghfirah yang spesial ini karena disandingkan dengan amalan khusus setahun sekali di Ramadhan," kata ustaz Adi Hidayat dalam kajian online lewat akun resminya Adi Hidayat Official.
Karena itu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, ampunan Allah saat bulan suci menjadi spesial karena turun pada waktu yang spesial, lewat amalan yang spesial. Lalu setelah menjalankan berbagai amalan di bulan suci, bagaimana seorang hamba mengetahui dosanya telah diampuni? Apa ukuran atau tanda seseorang meraih ampunan Allah?
Ustaz Adi menjelaskan orang yang stabil ibadahnya saat Ramadhan akan dapat melalui bulan-bulan setelahnya dengan baik dan terhindar dari perbuatan maksiat. Artinya hamba tersebut akan mendapat petunjuk dalam menjalani kehidupannya, sehingga terjadi perubahan lebih baik dari sebelumnya. Dalam surat Al Maidah ayat 39 Allah berfirman Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, Allah menawarkan ampunan pada siapapun hamba-Nya pada bulan Ramadhan. Hanya hamba yang memohon ampunan yang akan memperolehnya. Kendati tawaran ampunan Allah bersifat umum, ampunan Allah itu hanya dapat digapai oleh masing-masing personal. Artinya seseorang hamba tidak dapat memohonkan ampunan untuk yang lainnya tanpa orang yang bersangkutan menempuh taubat.
"Anaknya yang berdosa enggak bisa ayahnya yang minta ampun. Atau anak yang salah, orang tua ngga bisa berdoa suapaya Allah melembutkan hati anaknya, menentukan arahan, tapi yang menentukan anaknya apakah mau kembali (taubat) atau tidak," kata ustaz Adi.
Sebagaimana firman Allah dalam surat an Nisa ayat 17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Menurut Ustaz Adi, ampunan Allah itu ditujukan kepada siapapun manusia yang pernah melakukan kesalahan. Setiap manusia dapat melakukan kesalahan sehingga dia harus bertaubat karena mempunyai nafsu yang cenderung mendorong pada kesalahan."Karena ada potensi nafsu maka ada kesalahan, dan sebaik-baik manusia yang salah itu yang kembali ke jalan yang benar, ini poinnya," katanya.
Sebab itu, menurut ustaz Adi pada Ramadhan Allah SWT mendorong hambanya untuk memperoleh maghfirah melalui berbagai macam ibadah. Seorang hamba pun mesti kembali kepada kesuciannya sebagaimana saat dilahirkan. Setelah bertaubat, menurut ustaz Adi tanda orang yang taubatnya diterima adalah menjadi orang yang aslah atau berubah menjadi lebih baik."Jadi Allah memberikan indikator, dia kembali ke jalan yang benar, dia meninggalkan perbuatan buruknya, setelah itu ada usaha pada dirinya untuk memperbaiki diri," katanya.