REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting yang dialami umat Islam pada bulan Ramadhan. Ini merupakan perang pertama antara umat Islam dengan kaum Quraisy.
Namun, di perang penting ini, ada seorang sahabat Nabi yang tidak ikut ke medan perang. Dia adalah Utsman bin Affan RA. Namun, ketidakikutsertaannya ini adalah perintah Nabi Muhammad juga.
Utsman adalah menantu Nabi. Dia menikahi Ruqayah yang merupakan putri kedua Rasulullah bersama Khadijah binti Khuwailid, dia terlahir setelah Zainab dan merupakan kakak dari Ummu Kultsum.
Ketika itu, tidak berapa lama setelah hijrah, Ruqayah mendapatkan kesedihan karena anaknya yang baru saja menginjak usia setahun meninggal dunia. Abdullah yang merupakan putra Utsman bin Affan dan Ruqayah meninggal karena wajahnya tiba-tiba dipatuk oleh seekor ayam jantan hingga meninggal.
Al Biladzri berkata dalam al Ansab,"Ketika Abdullah putra Utsman bin Affan dan Ruqayah meninggal dunia, Rasulullah SAW menggendong jenazahnya di pangkuannya. Kemudian Rasulullah bersabda, " Sesungguhnya Allah menyayangi para hamba-Nya yang berbelas kasih,".
Akibat musibah berat yang dialami Ruqayah ini, dia pun terserang demam yang hebat. Utsman sebagai suami terus mendampingi dan merawatnya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Baru beberapa hari Ruqayah sakit, Utsman mendengar panggilan jihad agar berangkat menuju Perang Badar. Ia ingin berangkat untuk mengikuti perang itu.
Tetapi Rasulullah menyuruhnya agar tetap di rumah untuk mengurusi dan merawat istrinya. Ibnu Hisyam berkata, "Utsman bin Affan tidak ikut dalam Perang Badar karena ia harus merawat istrinya, Ruqayah. Rasulullah pun mencatatkan peran Utsman di Badar dengan tindakannya itu. Utsman bertanya kepada Rasulullah, "Apa aku mendapat pahala, wahai Rasulullah? beliau menjawab," Ya kau pun mendapatkan pahalanya perang Badar,"
Semakin lama, penyakit Ruqayah bertambah parah. Dia terus berjuang melawannya. Sementara itu Utsman dengan sabar dan seia tetap berada di sisinya melayani hingga putri Rasulullah ini menghembuskan napas terakhir dalam keadaan ridho dan diridhoi.
Menurut Az Zuhri, Ruqayah meninggal dunia akibat dari penyakit campak. Ketika Ruqayah dimakamkan Zaid membawa berita gembira tentang kemenangan dalam perang Badar. Saat itu Utsman masih berada di makam istrinya dan belum beranjak.
Ruqayah meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijriyah. Saat meninggal dunia, ayahnya Rasulullah tidak ada disisinya. Maka ketika kembali dari kemenangan Perang Badar dia dan saudaranya Fatimah mengunjungi makamnya.
Sumber : Perempuan-perempuan Shalihah / Majid bin Khanjar al Bankani