REPUBLIKA.CO.ID,PALU -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg mengemukakan bahwa Alquran membawa satu perubahan besar dalam pembangunan peradaban manusia.
"Subtansi dari kehadiran Alquran yaitu ingin melakukan perubahan besar dalam membangun peradaban umat manusia," ucap Prof Zainal Abidin, Ahad (10/5).
Pernyataan Prof Zainal Abidin MAg berkaitan dengan momentum turunnya Alquran atau dikenal dengan sebutan Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan. Karena membawa perubahan besar utamanya terkait peradaban manusia, maka Alquran, sebut Prof Zainal Abidin menjadikan kemaslahatan, kedamaian dan ketentraman terwujud di bumi.
Hal itu dirasakan oleh manusia, sebelum menuju hakikat dari perjalanan kehidupan dunia yakni kehidupan di akhirat nanti. Ia menyebut turunnya Alquran di bulan Ramadhan, maka kemudian Bulan Ramadhan itu sendiri menjadi luar biasa, menjadi mulia dan agung. Karena itu, Alquran dan Ramadhan tidak bisa dipisahkan.
"Kemuliaan dan kesucian serta berbagai keutamaan bulan Ramadhan karena adanya Alquran," sebutnya.
Prof Zainal yang juga Guru Besar Pemikiran Islam Modern IAIN Palu ini mengemukakan, ayat pertama adalah Iqra, yang merupakan perintah untuk membaca.
"Ini merubah kebiasaan masyarakat dari gemar yang gemar dan bangga dengan menghafal. Membaca adalah awal dari sebuah perubahan peradaban manusia," sebut Ketua Rois Syuria NU Sulteng ini.
Selanjutnya, Alquran berkorelasi dengan tujuan puasa untuk mencapai taqwa. Maka, untuk mencapai derajat taqwa harus merujuk pada Alquran.
"Alquran baik untuk dibaca. Namun, jauh lebih baik bila dibaca sekalian dikaji, ditelaah apa sesungguhnya yang diingin oleh Alquran," sebut Prof Zainal yang juga Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat.
Dengan begitu, menurut Ketua FKUB Sulteng ini, setiap yang membaca bisa melahirkan pandangan dan pendapat baru, yang intinya bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Sehingga orang bertaqwa itu cirinya antara lain merasa Tuhan selalu hadir bukan sekedar ada. Itu karena hasil bacaan, telaah dan kajian yang kemudian membentuk paradigma berfikir seseorang, serta spiritualitas seseorang," ujarnya.