Puasa Ramadhan Mengasah Kepekaan Sosial (1)

Red: Muhammad Hafil

Kamis 30 Apr 2020 19:57 WIB

Puasa Ramadhan Mengasah Kepekaan Sosial. Foto: Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Puasa Ramadhan Mengasah Kepekaan Sosial. Foto: Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ramadhan adalah ibadah ruhiah yang memiliki hikmah dan manfaat untuk latihan pengendalian diri serta emosi. Puasa yang dilaksanakan umat Islam ini juga merupakan latihan untuk mengasah kepekaan sosial.

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Asrorun Niam Sholeh menjelaskan, puasa dalam bahasa Arab adalah shaum atau shiyam, yang secara bahasa artinya al-imsak atau menahan. Secara syari puasa adalah aktivitas menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.

Baca Juga

Menurutnya, puasa Ramadhan sebagai salah satu rukun Islam berbeda dengan rukun Islam lainnya. Empat rukun Islam yang lain aktivitasnya adalah dengan melakukan syahadat, shalat, zakat, dan haji.

"Sementara puasa Ramadhan sebagai rukun Islam itu aktivitasnya adalah dengan tidak melakukan atau menahan diri atau bersifat pasif. Tidak makan, tidak minum dan tidak melakukan aktivitas yang membatalkan puasa untuk waktu yang ditentukan," kata KH Asrorun kepada Republika belum lama ini.

Ia menerangkan, kelihatannya aktivitas puasa lebih mudah dilakukan karena perintahnya adalah tidak melakukan hal yang terlarang. Tetapi dalam praktiknya lebih sulit karena ada hawa nafsu dalam diri manusia. Puasa tidak bisa ria, karena yang tahu apakah ia berpuasa atau tidak hanya dirinya dan Allah SWT. Motivasi berpuasa adalah iman dan ketaatan, bukan yang lain.

Menurutnya, yang ditempa dalam ibadah puasa adalah aspek ruhani dan kejiwaan. Seperti latihan mengasah spiritualitas, keikhlasan, emosi dan hawa nafsu. Puasa juga mengasah kesabaran manusia terhadap sesuatu yang pada hakikatnya halal bagi Muslim tapi tidak boleh melakukannya untuk jangka waktu tertentu.

"Makan dan minum pada hakikatnya halal dan boleh bagi kita. Tapi karena ujian ketaatan maka kita diuji untuk tidak makan dan minum. Itu merupakan manifestasi dari ujian kesabaran pada saat kita bisa makan dan minum, tapi kita tidak boleh, tidak semua yang kita bisa itu boleh dilakukan saat puasa, saat lapar datang kita bisa makan, tapi kita tidak melakukannya karena ketaatan dan ketundukan," ujarnya.

Terpopuler