REPUBLIKA.CO.ID, Berhubungan intim suami-istri pada waktu malam hari selama Ramadhan dihalalkan. Meski demikian, adakalanya suami atau istri bangun masih dalam keadaan junub sementara telah masuk waktu Subuh. Lantas, masih bolehkan berpuasa jika suami/istri bangun dalam keadaan demikian.
Ditukil dari Abdullah bin Abdul Aziz bin Muhammad Al-Luhaidan dalam Ensiklopedi Hadits, Rasulullah SAW sudah mencontohkan jika kita berada dalam keadaan demikian.
Dari Aisyah Ra bahwasanya ada seorang lelaki datang meminta fatwa kepada Nabi SAW, sementara Aisyah Ra waktu itu mendengar dari balik pintu. Lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, waktu sholat (Subuh) telah tiba sedangkan akau dalam keadaan junub. Apakah aku harus puasa? Rasulullah SAW menjawab, “Aku pun pernah mendapati waktu Subuh dalam keadaan junuh, lalu aku berpuasa.” Lelaki itu berkata,’engkau tidaklah sebagaimana kami wahai Rasulullah. Allah datang mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.’
Maka beliau bersabda,’Demi Allah, aku berharap bahwa akulah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian dan paling tahu bagaimana bertakwa.’ (HR Muslim: 1.110, Abu Dawud: 2.389, dan Ahmad: 6/67).
Dalam hadis lainnya, dijelaskan bagaimana Rasulullah SAW bangun Subuh dalam keadaan junub. “Dari Aisyah Ra, dia berkata, ‘Pernah Nabi SAW tidur dalam keadaan junub, lalu datang Bilal mengumandangkan adzan bahwa waktu sholat telah tiba. Beliau lalu bangkit dan mandi, dan aku pun masih melihat tetesan air di rambutnya. Kemudian beliau berangkat menuju masjid dan aku mendengar bacaannya dalam sholat fajar.’ Mutharrif berkata,” Aku berkata kepada Amir, ‘Apakah ini khusus di bulan Ramadhan?’ Dia menjawab, ‘Ramadhan dan selainnya sama saja.’ (HR Al-Bukhari: 1.926: At-Tirmidzi: 779, Ibnu Majah: 1.703).