Tak Diwajibkan Mengetahui Kapan Ayat Pertama Turun

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agus Yulianto

Kamis 30 Apr 2020 02:25 WIB

Umat muslim bertadarus membaca Alquran pada malam pertama bulan suci Ramadhan 1441 H Foto: Antara/Rahmad Umat muslim bertadarus membaca Alquran pada malam pertama bulan suci Ramadhan 1441 H

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan merupakan bulan Alquran, karena di bulan ini diturunkannya Alquran secara keseluruhan. Ahmad Zarkasih Lc dalam bukunya "Meraih Lailatul Qadar, Haruskah I’tikaf?"  mengatakan ayat pertama yang turun menurut kebanyakan ulama ialah surat Al-Alaq, atau biasa kita sebut dengan surat Iqro’ ayat 1-5. 

Sheikh Manna Al-Qathan menyebut bahwa inilah pendapat yang kuat dari banyaknya pendapat tentang ayat apa yang turun pertama kali kepada Muhammad SAW. Pendatapatnya ini, kata Ahmad Zarkasih berdasarkan riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dalam kitab Shohih keduanya dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha tengtang cerita yang rasanya hampir seluruh muslim di Indonesia bahkan dunia tahu dan hafal. 

Bahwa Nabi SAW pada awal 40 tahunan dari umur, Allah SWT membuatnya suka untuk menyendiri. Dan pada saat Beliau melakukan uzlah di Gua Hira itu kemudian Allah SWT mengutus Jibril untuk menurunkan wahyu pertama dari Alquran yang mana tu adalah surat iIqra’ 1 sampai 5.

"Bacalah dengan nama tuhanmu yang  mencipakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah demi tuhanmu yang maha mulia. Yang mengajarkan segala dengan qalam (pena). Mengajarkan segala apa yang tidak diketahui manusia."

Ayat ini, kata Ahmad Zarkasih, sekaligus pengukuhan tentang status Muhammad SAW yang diangkat menjadi rasul dan menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam. 

Ahmad Zarkasih mengatakan, banyak pendapat ulama terkait ayat mana yang  menjadi ayat terakhir, yang diturunkan kepada Muhammad sebagai penutup dan pamungkas seluruh ayat-ayat Allah yang telah diwahyukan sebelumnya. 

Pertama, ada pendapat yang menyebut bahwa ayat terakhir yang turun kepada Muhammad itu adalah ayat riba yang termaktub dalam surat al-Baqarah ayat 278. Kedua. Pendapat lain mengatakan bahwa yang terakhir turun adalah ayat 281 dari surat al-Baqarah.

"Dan takutlah kalian akan hari kalian berpulang kepada Allah …"

Ketiga, sebagian ulama lain justru menyebut ayat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad adalah ayat 282 dari surat al-Baqarah, yang merupakan ayat terpanjang dalam Alquran yakni ayat yang membahas soal hutang piutang.

Keempat, sebagian lagi menyebut bahwa ayat yang terakhir turun kepada Muhammad SAW adalah ayat Kallalah; yakni surat al-Anisa ayat 176.

Kallalah adalah sebutan untuk orang yang meningalkan dunia namun tidak memiliki anak keturunan dan orang tuanya pun sudah meninggalkan lama. 

Sheikh Manna’ al-Qathan dalam kitabnya  Mabahits fi Ulum Alquran, menyebut masih ada lima pendapat lagi yang disebutkan oleh ulama berkaitan  tentang ayat terakhir yang turun. Itu berarti secara keseluruhan, pendapat tentang ayat terakhir yang turun itu ada sembilan pendapat.

Pendapat ketiga yakni ayat 281 surat al-baqarah dinilai sebagai pendapat yang sepertinya kuat dan bisa diterima sebagai ayat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad karena ayat itu turun 81 hari sebelum Nabi wafat. Bahkan ada juga yang menyebut sembilan malam sebelum Nabi wafat.

Akan tetapi, kata Ahmad Zarkasih, Imam Abu Bakr al-Baqilani sebagaimana dikutip oleh Sheikh Manna’ al-Qathan  dan juga Imam Badrudin al-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan, bahwa mengetahui ayat pertama dan terakhir yang turun kepada Muhammad bukanlah kewajiban agama.

Dalam arti lain, bahwa kita tidak dituntut untuk mengetahui mana ayat pertama dan mana ayat terakhir. Kata Syeikh Manna juga Imam Badrudin memastikan kita tidak berdosa jika kita tidak tahu mana ayat pertama dan mana ayat yang turun. 

"Tapi kita berdosa jika tidak mengamalkan apa yang diwajibkan oleh Allah dalam Alquran," katanya.