Wapres: Ujian Puasa Tahun Ini Bertambah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil

Rabu 29 Apr 2020 12:33 WIB

Wapres: Ujian Puasa Tahun Ini Bertambah. Foto:  Wakil Presiden Maruf Amin berjalan usai menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020).  Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA Wapres: Ujian Puasa Tahun Ini Bertambah. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin berjalan usai menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) yang meninggal dunia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan puasa melatih manusia untuk sabar menahan lapar dan haus, serta menahan diri untuk juga tidak berbohong maupun berkata tidak baik. Ma'ruf menerangkan, ujian itu ditambah dengan menahan diri untuk tidak ke luar rumah, hidup bersih dan sehat, lantaran Ramadhan tahun ini ada di tengah situasi pandemi Covid-19.

Dalam keadaan sekarang ini, jelas Ma'ruf, sikap sabar sangat penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

“Selain tidak makan, tidak minum. Ada suatu yang sekarang diminta kepada kita supaya kita tidak ke luar rumah, supaya kita menjaga jarak, supaya kita menjaga kebersihan, supaya tidak terjadi penularan Covid-19," ujar Ma'ruf dalam keterangan yang diterima, di Jakarta, Rabu (29/4).

Karena itu, ia meminta momen Ramadhan menjadi pengingat dan peningkat kesabaran serta keikhlasan seluruh umat Islam. Utamanya, untuk menjaga dan mencegah bahaya kepada diri sendiri maupun orang lain.

Untuk itu, pada Ramadhan tahun ini, tidak ada kegiatan sholat berjamaah, tadarus maupun buka puasa di masjid maupun mushala demi mencegah penularan virus Covid-19.

"Ini saya kira ujian orang puasa sekarang, diuji lagi dan diminta ada penambahan kesabaran, termasuk juga untuk tidak tarawih di luar rumah, tidak berjamaah di masjid karena itu di daerah-daerah yang memang merah, pusat-pusat penyebaran virus maka tarawih juga ditiadakan, bahkan salat Jumat juga ditiadakan,” kata Ma'ruf.

Dengan begitu, Ma'ruf meyakini, puasa yang dikerjakan tidak hanya membawa manfaat bagi seorang individu, namun juga bagi orang lain di sekitarnya.

“Oleh karenanya, maka di dalam bulan Ramadan ini mari kita tingkatkan kesabaran kita, keikhlasan kita, supaya puasa kita itu juga selain mempunyai nilai ibadah tetapi juga mempunyai nilai sosial, nilai menjaga hubungan pergaulan,” katanya.

“Jangan seperti yang disebutkan oleh Rasulullah, banyak orang puasa, puasanya itu tidak mendapatkan apa-apa, melainkan hanya lapar dan haus saja. Tidak mendapatkan pahala karena melakukan dosa-dosa dan tidak memberikan manfaat sosial, manfaat kepada orang lain karena puasanya tidak memberi dampak pada perilakunya, bahkan manfaat untuk dirinya sendiri maupun juga untuk orang lain,” ujarnya lagi. 

Menutup tausiahnya, Ma'ruf pun berharap agar puasa kali ini dapat memiliki nilai tambah dari puasa-puasa sebelumnya. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus membantu Pemerintah dalam memutus tali rantai penyebaran virus Covid-19.

“Kita berharap puasa kali ini mempunyai nilai tambah dari puasa sebelumnya. Dan puasa kali ini adalah puasa yang dapat memberikan pengaruh besar di dalam kehidupan kita di masyarakat, terutama dalam menjaga penyebaran Covid-19 yang sangat berbahaya dan merusak kesehatan masyarakat,” kata Ma'ruf.