REPUBLIKA.CO.ID, Ibadah puasa menyimpan banyak kebaikan. Selain menjadikan seseorang bertakwa, puasa juga meningkatkan imunitas tubuh sehingga lebih sehat. Menu pilihan yang sesuai sunah Nabi pun perlu dijadikan asupan agar memaksimalkan ibadah kita. Untuk membahas itu, wartawan Republika Andrian Saputra mewawancarai dr Zaidul Akbar. Seorang dokter yang dikenal gemar mengampanyekan gaya hidup sehat ala Nabi. Berikut kutipannya.
Benarkah berpuasa Ramadhan dapat membuat tubuh menjadi sehat dan dapat meningkatkan imunitas?
Allah telah memberi setiap tubuh manusia kekuatan dari alam sehingga karena itu ia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri secara Sunatullah. Kekuatan alam ini dipahami sebagai konsep keseimbangan yang telah diberikan Allah kepada setiap makhluk-Nya. Manusia diciptakan dengan penuh kesempurnaan, dibandingkan dengan makhluk lain yang diciptakan terlebih dahulu.
Mereka memiliki sistem keseimbang an yang patut untuk selalu dijaga. Kita harus mampu menjaga sekitar 100 triliun sel tubuh kita sendiri dalam keadaan fitrah untuk menjaga keseimbangan tubuh ini, salah satu nya menguatkan sistem kekebalan tubuh bawaan yang sudah fitrah Allah titipkan sejak manusia didalam kandungan ibunda.
Apa hubungannya puasa dengan sistem kekebalan tubuh bawaan?
Puasa adalah pengatur hebat sistem kekebalan tubuh karena mengontrol jumlah sitokin inflamasi (peradangan) yang dilepaskan dalam tubuh. Sitokin utama, interferon gamma, interleukin, dan tumor necrosis factor alpha meningkatkan respons peradangan dalam tubuh. Studi telah menunjukkan bahwa puasa mengurangi pelepasan mediator inflamasi ini.
Keadaan ini membuat sistem kekebalan tubuh bawaan, yaitu sekumpulan serdadu pasukan sel-sel darah darah putih, sel magrofag, sel dendritik, sel NK akan lebih performance kerjanya melakukan proses penghancuran atau pemakanan (fagositosis) kuman-kuman patogen yang menginvasi tubuh manusia di port d'entre seluruh sistem. Misal, sistem pernapasan yang diinvasi oleh virus Covid-19.
Performance dari sel-sel kekebalan bawaan ini dalam menahan invasi virus Covid-19 dikarenakan energi sel-sel kekebalan bawaan ini tidak kehabisan energi karena tubuh sedang berpuasa dan tidak mencerna makanan. Pengalihan energi terjadi optimal kepada seluruh sistem pertahanan tubuh bawaan (innate immune) di garda terdepan.
Apa yang terjadi pada tubuh ketika berpuasa?
Tubuh memiliki sejumlah energi yang tersedia yang dialihkan ke fungsi penting seperti pencernaan, gerakan fisik (kinetik), kekebalan, kognisi, dan lainnya. Makan terus menerus akan menjadikan kebutuhan terus menerus untuk mencerna makanan. Upaya puasa akan mengalihkan energi dari faktorfaktor lain ini untuk menghemat energi untuk digunakan dengan sistem lain ini. Faktanya, proses pencernaan memerlukan sejumlah besar energi yang terkuras dan selsel darah akan berfungsi lebih aktif untuk mengangkut oksigen dan nutrisi dari hasil pencernaan.
Ketika kita makan makanan, sistem kekebalan tubuh diaktifkan. Keadaan lain yang terjadi adalah kondisi peradangan juga terjadi. Peradangan ini bersifat fitrah karena peristiwa ini terjadi untuk menangkal mikroorganisme yang tidak diinginkan dalam makanan.
Ini terjadi apakah makanan itu mentah atau dimasak karena tidak ada yang benar-benar steril. Ketika sistem kekebalan diaktifkan untuk menyerang patogen asing yang baru masuk ke tubuh dan dicerna, ia menggunakan cadangan energinya yang dapat digunakan untuk kegiatan lain. Sehingga, dengan berpuasa, akan membebaskan sel darah putih ini untuk menghancurkan infeksi yang tidak aktif dan area bermasalah lainnya.
Apa yang harus dilakukan selama Ramadhan agar tubuh tetap prima dan sehat?
Intinya, Ramadhan adalah bulan ibadah, maka kita tetap fokus memperbanyak ibadah selama Ramadhan, seperti halnya membaca Quran, berzikir, bersedekah, memberi makan orang yang berbuka puasa. Ramadhan adalah bulan ibadah, bukan bulan untuk memper banyak makan, maka kita mengurangi makan selama Ramadhan.
Insya Allah, dengan kita memperbanyak melakukan aktivitas ibadah seperti ini maka tubuh akan sehat. Karena hati, ruh, jiwa, iman kita terus terisi dengan kebaikan-kebaikan. Dan berkaitan dengan makanan, seperti halnya kita ketahui bahwa tubuh kita lebih dominan membutuhkan detoks selama Ramadhan.
Maka, yang perlu kita perbanyak justru adalah sayuran dan buahbuahan, kalau bisa organik yang kita perbanyak selama Ramadhan. Dan kita mengurangi protein-protein hewan, mungkin boleh makan protein daging-daging hewan tersebut, tapi kita harus imbangi dengan delapan puluh persen atau tujuh puluh persen dengan lebih banyak buah dan sayuran yang kita masukkan ke badan. Namun, protein-protein bisa kita dapatkan dari protein nabati, seperti tempe atau alpukat. Insya Allah, badan akan tetap fit dan bugar selama Ramadhan.
Bagaimana kiat berpuasa dengan beraktivitas di rumah selama pandemi ini?
Prinsipnya sama kalau kita kembalikan pada esensi bangsa ini di mana kita tahu bahwa Indonesia kaya dengan rempah dan rimpang, itu yang kita konsumsi. Jadi, jangan biarkan tubuh kita tidak terasup dengan rempah dan rimpang setiap harinya. Ada jahe, kunyit, temulawak, kencur, serei, ketumbar, cengkih, dan lainnya banyak sekali. Itu semua kalau kita tidak bisa mengonsumsi dalam bentuk minuman itu bisa konsumsi dalam bentuk makanan sehingga makanan tersebut bisa menjadi obat untuk badan kita.
Dan jangan lupa perbanyak minum selama kita berpuasa, terutama waktu sahur dan berbuka. Kita minum yang sehat dan segar, seperti air madu, di luar air putih, insya Allah itu membantu hidrasi badan dan memberikan asupan nutrisi yang baik bagi badan kita. Intinya, kita mengurangi atau kita setop makanan yang tidak sehat selama Ramadhan agar tubuh kita betul-betul kembali terdetoks dengan sendirinya sehingga insya Allah selsel dan gen tubuh kita bisa diperbaiki perlahan-lahan.