REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) memiliki tradisi menembakkan meriam di bulan Ramadhan. Meriam biasanya ditembakkan saat matahari terbenam atau pada saat waktu buka puasa tiba.
Tapi tradisi menembakkan meriam tahun ini tidak dihadiri oleh penonton. Tujuannya menghindari kerumunan dan mencegah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19.
"Skuadron upacara komando unit pendukung menembakkan meriam tiga kali hari ini setelah pengumuman dimulainya Ramadhan," kata Kolonel Talib Abu Talib kepada kantor berita negara WAM, dilansir di Al Arabiya, Kamis (23/4).
Kolonel Talib mengatakan, selanjutnya skuadron akan menembakkan meriam satu kali setiap hari untuk mengumumkan waktu berbuka puasa. Kemudian, menembakkan meriam tiga kali untuk mengumumkan Idul Fitri pada akhir bulan suci.
Ia menambahkan, sembilan lokasi telah dipilih untuk lokasi meriam Ramadhan, termasuk empat situs di Abu Dhabi, satu di Umm al-Qaiwain, dan satu di Ras al-Khaimah. Lebih dari 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia memulai puasa Ramadhan, Jumat (24/4).
Mereka tidak makan, minum, merokok, dan hubungan badan dari subuh hingga matahari terbenam. Mereka juga berusaha menghilangkan pikiran dan perbuatan jahat.
UEA akan sedikit melonggarkan pembatasan pada Jumat, termasuk pembukaan kembali pusat perbelanjaan, kafe, dan restoran yang akan melanjutkan operasi pada jam-jam terbatas dengan kapasitas maksimum 30 persen. Pembatasan pergerakan lalu lintas juga telah dicabut sebagian. Penduduk kota dapat meninggalkan rumah mereka antara pukul 06.00 dan 22.00 tanpa izin.