REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akan menyediakan kawasan pasar kaget Ramadhan berstandar protokol kesehatan Covid-19. Hal ini dilakukan guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona selama bulan suci.
"Masyarakat yang ingin berjualan bisa menggunakan stand di kawasan pasar kaget Ramadhan," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan pembangunan kawasan pasar kaget Ramadhan dilakukan karena selama bulan Ramadhan banyak bermunculan pedagang beraneka makanan berbuka puasa. Mereka berjualan di sepanjang jalan protokol, pasar tradisional, dan tempat-tempat keramaian lainnya yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
"Pasar kaget Ramadhan ini akan kita tata dengan menyediakan stand yang telah diatur jarak satu sama lain sesuai protokol Covid-19," ujarnya.
Menurut dia dengan adanya pasar kaget Ramadhan berstandar Covid-19 pedagang dilarang mendirikan stand di luar kawasan tersebut untuk mencegah penyebaran virus corona. "Kita akan segera menyampaikan hal ini kepada bupati dan wali kota untuk mengatur dan menyediakan pasar kaget sesuai protokol Covid-19. Jangan sampai terjadi penumpukan massa yang akan memicu penambahan pasien positif virus corona," kata Erzaldi.
Menurutnya saat ini jumlah pasien Covid-19 di Bangka Belitung terus bertambah menjadi sembilan orang. Satu pasien positif virus corona meninggal dunia dan satu orang pasien dalam pengawasan juga meninggal dunia.
"Kita harus mengurai betul konsentrasi di pasar kaget ini. Jarak harus betul-betul dijaga sesuai protokol Covid-19," katanya.
Erzaldi mengimbau masyarakat mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu menjaga kebersihan tubuh dan mencuci tangan. Selain itu memakai masker, menjaga jarak, tidak keluar rumah kalau tidak terlalu mendesak, menghindari dari kerumunan massa, serta mematuhi petunjuk protokol Covid -19.
"Saat ini kasus virus corona terus bertambah. Masyarakat jangan cemas tetapi tetap berhati hati. Jangan diremehkan karena akibat meremehkan, aturan tidak dihiraukan. Apabila ada warga terjangkit virus jangan menyalahkan pemerintah. Mengapa kita memakai masker, mengapa kita menjaga jarak, tak lain untuk memutuskan mata rantai Covid-19," katanya.