Covid-19 Buat Ramadhan Tahun Ini Jadi Berbeda (2)

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nora Azizah

Kamis 23 Apr 2020 14:20 WIB

(Foto: ilustrasi hidangan buka puasa) Foto: Pxhere (Foto: ilustrasi hidangan buka puasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 juga mengubah kegiatan ibadah yang paling penting di bulan Ramadhan, yakni shalat tarawih. Shalat tarawih biasanya digelar di masjid-masjid setiap malamnya pada bulan Ramadhan. Selain karena pahalanya yang lebih besar, shalat Ramadhan lebih nikmat dilakukan secara berjamaah di masjid.

Namun, tahun ini masjid-masjid di hampir semua negara Muslim, termasuk Timur Tengah dan Indonesia, ditutup karena wabah virus corona. Bahkan, saat ini pemerintah Arab Saudi juga menutup Masjid Nabawi dan Masjid al-Haram karena pandemi.

Baca Juga

Di Inggris, Dewan Muslim Inggris (MCB) telah mengeluarkan pernyataan yang mengharuskan ada penangguhan layanan shalat jika wabah belum mereda. Di Amerika Seriat, All Dulles Area Muslim Society menetapkan bahwa shalat lima waktu berjamaah di 10 masjid ditutup di tengah ancaman wabah. Penyelengaraan shalat Jumat di masjid pun untuk sementara ditiadakan di masjid-masjid dan diganti dengan shalat dzuhur di rumah masing-masing.

Wabah virus corona juga berdampak pada kegiatan ibadah umat Muslim dunia, yakni umrah di Arab Saudi. Ramadhan biasanya menjadi puncak pelaksanaan umrah. Kota suci Makkah umumnya dipadati jamaah yang hendak berumrah di bulan Ramadhan, terutama di akhir-akhir bulan suci tersebut.

Akan tetapi, pemerintah Saudi pada 27 Februari lalu telah menghentikan sementara kegiatan umrah. Hal demikian menyebabkan agen-agen perjalanan umrah mengatur ulang kontrak mereka. Banyak jamaah terpaksa menunda jadwal mereka untuk menunaikan ibadah umrah.

Bulan Ramadhan juga biasanya menjadi momen untuk meningkatkan ilmu agama. Sejumlah Muslim kerap berkumpul dan membentuk lingkaran ilmu, yang dikenal dengan halaqah. Selain belajar agama, kelompok halaqah biasanya sembari melaksanakan shalat berjamaah.

photo
(Ilustrasi shalat berjamaah) - (ANTARA/Syifa Yulinnas)

Tentunya, hal ini tidak bisa dilakukan karena wabah. Namun, banyak masjid akan menawarkan alternatif daring, seperti platform konferensi video atau streaming langsung, sebagai pengganti tradisi belajar ilmu agama seperti halaqah itu.

Tidak hanya itu, bulan Ramadhan kerap dimanfaatkan untuk mencari keberkahan dengan memperbanyak amal kebaikan. Misalnya, bersedekah. Sedekah dan amal kebaikan lainnya yang dilakukan di bulan Ramadhan akan mendapat pahala yang besar.

Di negara-negara tertentu yang dilanda krisis ekonomi, seperti Mesir, Ramadhan kerap kali menjadi satu-satunya momen dalam setahun di mana beberapa keluarga berkesempatan makan daging. Sebab, di bulan Ramadhan banyak relawan yang kerap mengumpulkan sumbangan dan membagikannya kepada mereka yang kurang mampu. Menurut Muslim Charities Forum (MCF), umat Islam menyumbangkan setidaknya 160 juta dolar atau setara Rp 2,6 Triliun untuk kegiatan amal selama bulan suci Ramadhan.

Tradisi yang tidak kalah menarik adalah festival dan bazar Ramadhan. Biasanya, banyak bazar digelar yang menjajakan barang-barang dan kebutuhan seperti makanan. Namun, pembatasan sosial dan karantina tentunya akan mematikan kegiatan seperti ini pada Ramadhan tahun ini.

Sementara itu, meski umat Muslim lebih banyak fokus pada kegiatan ibadah mereka, namun Ramadhan juga adalah waktu di mana penonton paling banyak menonton televisi. Apalagi, di waktu menanti berbuka puasa.

Selanjutnya, hal paling terasa berbeda dari Ramadhan tahun ini adalah perayaan Idul Fitri. Dengan kondisi wabah seperti ini, shalat sunnah Idul Fitri bisa ditiadakan. Padahal, pelaksanaan shalat I'ed berjamaah menjadi momen setahun sekali yang menyatukan warga untuk beribadah bersama dan bersilaturahmi.

Tahun ini, perayaan Idul Fitri akan terasa hambar tanpa berkumpul dengan keluarga besar. Sebab di momen itulah, keluarga berkumpul untuk saling bermaaf-maafan sembari menikmati hidangan khas lebaran. Umat Islam begitu bersuka cita merayakan Hari Kemenangan ini setelah sebulan lamanya berpuasa. Akan tetapi, wabah virus corona tampaknya akan membuat Hari Raya lebih terasa sepi dan jauh dari keluarga besar.

Kendati demikian, Muslim bisa bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan keluarga lainnya melalui streaming atau video call. Jika biasanya Idul Fitri menjadi momen berkunjung ke keluarga dan tetangga, tahun ini pertemuan mungkin bisa digantikan melalui layar video.