Ini Pedoman Shalat Tarawih di Rumah

Rep: Rizky Suryarandika / Red: Agus Yulianto

Kamis 23 Apr 2020 12:59 WIB

Umat muslim melaksanakan Shalat Tarawih pertama di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh Barat tahun lalu. (Ilustrasi) Foto: Antara/Syifa Yulinnas Umat muslim melaksanakan Shalat Tarawih pertama di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh Barat tahun lalu. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menginstruksikan masyarakat Muslim supaya mengalihkan pelaksanaan shalat tarawih pada 1441 H dari biasanya di masjid menjadi di rumah dalam rangka pencegahan Covid-19. Pelaksanaan shalat tarawih di rumah adalah penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dilansir dari NU Online pada Kamis, (23/4) tidak ada perbedaan dalam tata cara shalat tarawih di masjid dan di rumah. Masyarakat bisa melaksanakan shalat tarawih di rumah secara berjamaah dengan sedikit orang (ini dianjurkan) atau sendiri (infirad) sebagaimana shalat tarawih di masjid.  

Berikut ini adalah lafal niat shalat tarawih secara berjamaah :

1. lafal niat shalat tarawih sebagai imam. اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”

2. lafal niat shalat tarawih sebagai makmum. اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى 

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.”

Lafal niat shalat ini didasari Kitab Irsyadul Anam karya Sayyid Utsman bin Yahya (1822 M-1913 M) dan Perukunan Melayu dengan sejumlah penyesuaian.

Berikut ini adalah lafal niat shalat tarawih secara infirad atau sendiri. اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.”  

Shalat tarawih secara berjamaah atau infirad/sendiri di rumah memiliki jumlah rakaat yang sama dengan shalat tarawih di masjid, yaitu maksimal 20 rakaat dan minimal dua rakaat. وهي عشرون ركعة مجمع على سنيتها... ولا تصح بنية مطلقة بل ينوي ركعتين من التراويح أو من قيام رمضان أو سنة التراويح 

Artinya, “Shalat tarawih berjumlah 20 rakaat yang disepakati kesunnahannya… Shalat tarawih tidak sah dikerjakan dengan niat shalat mutlak (tanpa penyebutan kata tarawih di dalam hati), tetapi ia harus meniatkan shalat dua rakaatnya sebagai bagian dari shalat tarawih, shalat malam bulan Ramadhan, atau shalat sunnah tarawih,” (Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 112).

Dengan demikian, pengalihan shalat tarawih dari masjid ke rumah memang tak mengubah tata cara pelaksanaan, jumlah rakaat, dan tidak mengurangi keutamaan shalat tarawih.