REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) menginisiasi sebuah kegiatan unik, yaitu lomba menulis cerpen esai tentang Suka Duka Ramadhan di Era Virus Corona.
“Dalam Ramadhan kali ini, pasti banyak momentum faktual mengharukan, menyedihkan. Banyak kejadian mengangkan, bahkan menakutkan, serta berbagai rasa yang menantang nurani kemanusiaan kita. Ini ramadhan di era meluasnya pandemik virus corona," kata Ketua Umum PPWI Wilson Lalengka, dalam siaran pers pesan watsapp yang diterima republika.co.id, Rabu (22/4).
Hal-hal seperti ini, menurut Wilson, perlu diceritakan, dituturkan, dan didokumentasikan. Ke depannya diharapkan bisa menjadi cacatan sejarah peradaban manusia selanjutnya.
PPWI memilih pola penulisan cerpen esai sebagai kegiatan lomba kali ini. PPWI menjadikan format cerpen karya Denny JA sebagi model penulisan. Contoh cerpen esai Denny JA dapat dilihat dalam publikasi online jaringan PPWI. Mengenai apa itu cerpen esai juga sudah dirumuskan Denny JA. Kisi- kisi cerpen esai juga dapat dibaca dalam publikasi online, “Cerpen Esai: Apa, Mengapa dan Asal Muasal.”
Lomba ini dapat diikuti publik luas. Cerpen Esai harus diterima Panitia paling lambat pada 30 Ramadhan 1441 H (23 Mei 2020), pukul 23.59 WIB. Materi lomba itu dapat dikirim ke E-mail: [email protected], [email protected]. Hadiah lomba berupa uang dan thropy.
Sementara itu, Denny JA menyambut baik karyanya dijadikan model lomba penulisan oleh PPWI. "Terlalu banyak drama, kesedihan, harapan, kebingungan di era pandemik. Itu perlu diabadikan agar menjadi bahan renungan," ujar Denny.
Merekam suara batin di era virus corona, kata Denny JA, melengkapi jurnalisme yang ada. Jurnalisme hanya merekam berita. Padahal begitu banyak cerita di balik berita.
Ia pun membuat serial cerpen esai 'Suara Batin Era Virus Corona'. Aneka kisah sebenarnya, ia fiksikan, ia gali sisi batinnya, Ia dramatisasi. Cerpen esai menjadi semacam perpaduan jurnalisme dengan fiksi, cerpen dengan esai. Bahkan cerpen itu bercatatan kaki selayaknya makalah ilmiah.
Tahun ini, menurut Denny, puasa sangat khusus. Mungkin hanya sekali dialami seumur hidup. "Tak ada tarawih berjamaah. Tak ada mudik. Tak ada sholat Idul Fitri. Lebaran Online. Ramadhan from Home. Peristiwa langka ini harus diekspresikan," paparnya.
PPWI mendapatkan momentum yang tepat untuk membuat lomba. Ramadhan tahun ini akan menjadi bahan cerita yang panjang. "Cerpen esai mengenai suasa batin umat akan menjadi rujukan yang dicari pada waktunya,” kata Denny