REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Jogokariyan memang memiliki tradisi membagikan takjil dan iftar selama bulan suci Ramadhan. Selain Kampung Ramadhan, biasanya disediakan 3.000 santap berbuka yang bisa dinikmati warga sekitar dan jamaah yang datang.
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP mengatakan, untuk Ramadhan 1441 Hijriah tradisi itu rencananya memang akan tetap dilaksanakan. Bahkan, ia menekankan, persiapan sudah hampir 100 persen.
"Persiapan sudah hampir 100 persen, lampu sudah dipasang sepanjang jalan," kata Jazir kepada Republika.co.id, Selasa (21/4).
Tapi, ia menuturkan, Takmir Masjid Jogokariyan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi khusus lantaran pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih berlangsung. Salah satunya dengan sudah menyediakan box-box atau kotak makan.
Terlebih, lanjut Jazir, tahun ini setiap harinya Masjid Jogokariyan tetap akan menghadirkan 3.000 porsi santapan berbuka. Namun, ia menegaskan, jika nantinya memang ada larangan untuk buka bersama mereka akan membagikan ke rumah warga.
"Kita seperti biasa, kalau nanti ada larangan baru kita akan ubah buka puasanya nanti diantar ke rumah masyarakat," ujar Jazir.
Selain itu, antisipasi dilakukan jika jamaah-jamaah yang tiap tahun datang ke Masjid Jogokariyan pada Ramadhan ini tetap datang. Rencananya, Takmir Masjid sendiri yang akan menerapkan physical distancing selama buka puasa berlangsung.
"Kalau mereka datang kita berikan tempat yang berjarak, physical distancing kita yang atur jaraknya, sehingga relatif aman," kata Jazir.
Jazir menambahkan, mereka yang memasuki Masjid Jogokariyan memang sudah harus melaksanakan protokol-protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Mulai dari masuk pintu sanitasi, cek suhu dengan thermo gun dan cuci tangan memakai sabun.
"Mereka dianjurkan membawa sajahad sendiri-sendiri dan wajib pakai masker," ujar Jazir.