Hindari Tidur Lagi Setelah Sahur

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda

Selasa 21 Apr 2020 07:50 WIB

Dokter menyarankan agar menghindari tidur lagi setelah sahur. (Ilustrasi) Foto: pixabay Dokter menyarankan agar menghindari tidur lagi setelah sahur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengantuk lagi setelah sahur? Anda tak sendiri. Akan tetapi, ada baiknya tunda dulu keinginan untuk kembali ke peraduan.

Menurut dr Irsyal Rusad SpPD, tidur kembali setelah sahur boleh saja, namun sebaiknya dihindari. Soalnya, tidur lagi setelah sahur bisa memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya kekambuhan gastroesophageal reflux disease (GERD).

Baca Juga

Pada saat setelah sahur, menurut Irsyal, makanan belum dicerna dan diserap sempurna. Perut yang masih penuh ini pada waktu tidur akan memberi tekanan lebih besar pada otot katup sfingter esofagus, sehingga isi makanan, termasuk asam lambung mudah naik ke esofagea.

"Untuk mencegah GERD kambuh, jangan langsung tidur setelah makan sahur," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id.

Lalu, kapan waktu terbaik untuk tidur lagi? Dokter spesialis penyakit dalam Primaya Hospital Bekasi Timur, Jawa Barat itu merekomendasikan, paling tidak tiga jam setelah makan baru tidur.

Selain masalah GERD, tidur langsung setelah sahur juga mengakibatnya masalah kenaikan berat badan. Dari penelitian yang pernah Irsyal baca, kejadian obesitas yang lebih tinggi pada kelompok mereka yang bangun lebih siang dibandingkan dengan yang bangun lebih pagi.

Bagaimana penjelasannya? Belajar dari alam, ayam yang berkokok pagi hari lebih sehat dan bergerak lebih awal. Burung yang mengepakkan sayapnya lebih dini juga begitu.

"Mereka yang bangun lebih pagi juga seperti itu, lebih ceria, optimis, lebih bergairah, lebih rajin untuk olahraga, punya pola makan lebih sehat, dan lebih bijak mengelola stres," jelasnya.

Sebaliknya terjadi pada mereka yang mempunyai kebiasaan bangun lebih siang. Irsyal menyebut, kelompok ini cendrung malas, termasuk olahraga, kehilangan waktu olahraga terbaik pada pagi hari, sering stres, gairah dan semangat kurang, serta pola makan tidak sehat.

"Semua ini meningkatkan risko obesitas, stres, obesitas, pola makan tidak sehat, ditambah aktivitas fisik yang kurang atau tidak berolahraga cukup dan teratur akan meningkat risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi," ujarnya.