Ororitas Palestina Jamin Ketersediaan Pangan Selama Ramadhan

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah

Sabtu 18 Apr 2020 18:16 WIB

Persediaan pangan di Palestina aman hingga enam bulan ke depan. Ilustrasi pasar di Kota Gaza, Palestina. Foto: AP/Adel Hana Persediaan pangan di Palestina aman hingga enam bulan ke depan. Ilustrasi pasar di Kota Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Persediaan barang dan makanan untuk warga Palestina selama Ramadhan telah terpenuhi.

Bahkan menurut Menteri Ekonomi Nasional Palestina, Khaled Osseili, akan cukup untuk memenuhi kebutuhan warga selama tiga hingga enam bulan mendatang.  

Baca Juga

"Kami telah mengimpor 21 ribu ton tepung pada Maret lalu," Khaled Osseili dalam sebuah konferensi pers, dilansir dari Asharq Al-Awsat pada Sabtu (18/4).

Dia menuturkan, tingkat konsumsi masyarakat telah menurun sampai 30 persen sejak diberlakukan jam malam dan penutupan restoran karena wabah virus corona. 

Sedangkan untuk konsumsi beras, pada periode ini tengah mengalami peningkatan tajam. Menurutnya, sebanyak 1.884 ton komoditas diizinkan untuk impor dan bebas bea masuk. 

Termasuk juga berbagai komoditas makanan untuk memenuhi kebutuhan pasar, serta 2.500 ton daging beku bebas bea masuk.

Osseili menekankan bahwa aliran barang komersial telah ditahan untuk mengamankan pasokan, terutama di daerah yang telah dikarantina sepenuhnya. Layanan pemrosesan elektronik pun telah diperkenalkan untuk menghindari masalah dalam operasi impor dan ekspor.

Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk melindungi dan memenuhi pasokan kebutuhan selama Ramadhan. Keputusan-keputusan tersebut dilakukan saat pihak berwenang masih terus melaporkan korban-korban Covid-19. 

Artinya, pembatasan dan segala tindakan pencegahan akan tetap diberlakukan sepanjang Ramadhan. Puasa akan dimulai pekan depan.

Otoritas nasional Palestina (PA) telah mengumumkan, bahwa akan mengurangi pembatasan di Betlehem, yang telah melaporkan kasus virus pertama pada 44 hari yang lalu. Tetapi setelah pengumuman munculnya kasus baru di Betlehem pada Kamis lalu, sehingga peraturan kembali pada keputusan semula.

Pasukan keamanan menutup semua pintu masuk ke kamp Dheisha di Betlehem setelah munculnya korban tersebut.

Menteri Kesehatan Mai al-Kaila mengatakan enam kasus dilaporkan pada Kamis siang. Saat ini, para pasien dalam kondisi stabil.

Jumlah korban Covid-19 mencapai 294 orang, termasuk 81 di Yerusalem. Sedangkan pasien yang telah pulih sebanyak 61 orang.