Jumat 17 Apr 2020 11:22 WIB

Petani Tetap Panen Padi demi Jaga Pangan di Masa Covid-19

Sektor pertanian adalah tulang punggung pangan di tengah upaya menghadapi Covid-19.

Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia, tidak menyurutkan semangat petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, membantu penyediaan pangan.
Foto: kementan
Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia, tidak menyurutkan semangat petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, membantu penyediaan pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia, tidak menyurutkan semangat petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, membantu penyediaan pangan. Panen padi. Terus berlangsung di berbagai daerah salah satunya di wilayah binaan Kostratani Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar tengah panen padi seluas 200 hektare dengan luasan panen 12.050 hektare dan jumlah produksi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 72.304 ton, pada Kamis (16/4) lalu.

Dalam beberapa kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan sektor pertanian adalah tulang punggung pangan di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. “Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” tegas Mentan SYL.

Baca Juga

Panen padi ini diperkirakan terus berlangsung terutama hingga bulan Mei dan Juni 2020. Menurut Mantri Tani, Ninik Dwi Handayani pada bulan Mei luasan yang bisa dipanen 6.787 hektare dengan jumlah GKP 40.724 ton dan bulan Juni luasan yang bisa dipanen 2.296 hektare dengan jumlah GKP 13.777 ton. “Dengan rataan hasil panen 7 ton per hektare serta area tanam yang sangat luas ini, rasanya kegiatan panen raya mustahil akan efektif di tengah pandemi jika tanpa menggunakan mekanisasi. Untuk itu Petani di wilayah ini sangat terbantu dengan adanya alsintan combain harvester (mesin pemanen),” ujar Ninik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) bertranformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern dan Era Industri 4.0, ciri ciri pertanian modern terlihat dari pelaku usaha pertanian dalam penggunaan teknologi informasi, internet dan juga penggunaan alat dan mesin pertanian. "Oleh karena itu, pengoperasian alsintan dalam panen raya padi merupakan hal yang mutlak,” tegas Dedi.

Penggunaan alsintan sendiri tidak terlepas dari peran pendampingan mahasiswa dan dosen Polbangtan Malang. “Sebagian besar Petani kini telah dapat mengoperasikan alsintan seperti combine harvester berkat dikawal dan didampingi mahasiswa selama mengoperasikannya. Apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini anjuran pemerintah untuk social distancing (jaga jarak) harus diterapkan termasuk oleh para petani. Pemanfaatan alsintan ini menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi kerumunan orang banyak saat melakukan panen raya di lahan karena dengan mekanisasi sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga kerja” pungkas Ninik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement