REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola konsumsi yang berbeda selama Ramadhan membuat pebisnis harus mengatur strategi yang tepat, terlebih perekonomian saat ini terhantam oleh pandemi virus corona. Data Analyst start up penyedia layanan kasir digital Moka, Hutami Nadya berbagi kiat bagi pebisnis makanan dan minuman untuk menyiapkan strategi selama Ramadhan.
Bisnis makanan sahur adalah peluang selama bulan Ramadhan. Selama satu bulan, jam tersibuk di gerai makanan dan minuman terjadi menjelang sahur dan buka puasa. Pesanan biasanya ramai pukul 03.00-04.00 dan 17.00-18.00.
Hutami, dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/4), mencatat pendapatan dari sahur menyumbang lima persen dari total pendapatan. Namun, ia menambahkan jumlah penjual yang jadi mitra Moka yang beroperasi di jam sahur baru segelintir.
"Ini potensi besar bagi para pebisnis untuk memanfaatkan momen sahur di bulan Ramadhan," kata dia.
Konsumen cenderung menyukai makanan yang praktis untuk dimakan. Bisa berupa paket berisi karbohidrat dan protein atau makanan familier seperti ayam goreng dan burger.
Pebisnis sebaiknya memilih dengan seksama menu-menu favorit yang disukai konsumen untuk ditawarkan selama Ramadhan. Sebab, makanan yang dijual biasanya tidak terlalu bervariasi.
"Lebih dari setengahnya cuma jual 25 persen dari total menu. Cukup siapkan makanan favorit di toko saja," kata dia.
Untuk urusan minuman, lima jenis yang paling banyak dipesan adalah teh, teh tarik, es kopi susu, air mineral, dan soda. Tetapi jumlah transaksi pembelian minuman selama sahur termasuk rendah bila dibandingkan dengan makanan. Ini bisa berarti konsumen lebih memilih menyiapkan sendiri minuman di rumah.
Konsumen umumnya lebih suka memesan makanan sahur menjelang imsak, artinya penjual harus bersiap kebanjiran pesanan menjelang subuh. Layanan pesan antar juga berpengaruh besar dalam bisnis makanan sahur karena tak semua orang mau keluar rumah pada dini hari, terlebih di tengah situasi pandemik.