REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Muslim yang tinggal di Lahore, Pakistan meminta pemerintah membuka kembali masjid sebelum tiba bulan Ramadhan. Hal ini disampaikan oleh Presiden Islami Jamhoori Ittehad (IJI) dan Wakil Presiden Markazi Jamiat Ahle Hadis (MJAH), Allama Zubair Ahmad Zaheer.
Ahmad Zaheer telah meminta pemerintah meninjau penutupan masjid mengingat kedatangan bulan suci Ramadhan. Ia juga mengajukan pengembangan beberapa SOP yang memungkinkan umat Muslim untuk beribadah di dalam masjid selama ancaman Covid-19 belum dihapus.
Dilansir di The News, Senin (13/4), dalam sebuah pertemuan untuk meninjau persiapan bulan Ramadhan, ia mengatakan pemerintah harus ingat masjid adalah rumah Yang Maha Kuasa. "Masjid juga menjadi pintu berkah bagi orang-orang beriman, yang tidak boleh ditutup saat manusia sangat membutuhkan berkah dari Yang Maha Kuasa untuk mencegah penyebaran Covid-19," kata Zaheer.
Dia mengatakan setelah pemerintah berencana membuka industri dan bisnis, dengan jaminan langkah-langkah efektif untuk pencegahan Covid-19, mereka tidak memiliki pembenaran untuk menutup masjid karena Ramadhan sudah di depan mata. Para pemimpin agama, disebut siap memastikan mengambil semua langkah pencegahan yang akan ditentukan oleh pemerintah, melalui konsultasi dengan para ulama.
Dia memperingatkan karantina wilayah yang ditentukan pemerintah telah mendorong seluruh negara ke krisis ekonomi. Sementara, penutupan masjid juga menciptakan keresahan di antara masyarakat.
Zaheer mengatakan, tidak adanya jamaah menyebabkan penurunan yang serius terhadap sumbangan di masjid-masjid. Ia menuntut pemerintah membebaskan tagihan utilitas untuk masjid selama tiga bulan ke depan dan menyediakan paket bantuan ransum untuk masjid dan seminari.