Mudik 2019 Dinilai Lebih Baik Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Red: Ratna Puspita

Kamis 13 Jun 2019 22:47 WIB

[Ilustrasi] Kendaraan arus mudik terlihat melintas di KM 421B ruas tol Semarang- Solo, di wilayah Banyumanik, Kota Semarang, pada H+5 Idul Fitri 1440 Hijriyah, Senin (10/6). Volume kendaraan arus balik di ruas tol ini berangsur- angsur menurun, kendati akumulasinya masih di atas rata- rata pergerakan lalu lintas normal. Foto: Republika/Bowo Pribadi [Ilustrasi] Kendaraan arus mudik terlihat melintas di KM 421B ruas tol Semarang- Solo, di wilayah Banyumanik, Kota Semarang, pada H+5 Idul Fitri 1440 Hijriyah, Senin (10/6). Volume kendaraan arus balik di ruas tol ini berangsur- angsur menurun, kendati akumulasinya masih di atas rata- rata pergerakan lalu lintas normal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arus mudik dan balik pada Idul Fitri 1440 Hijriah atau tahun 2019 dinilai lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Sebab, lancarnya arus lalu lintas, terutama di tol Trans-Jawa, dan minimnya kecelakaan.

Menurut pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama (GT Cikarut) berkontribusi besar dalam kelancaran arus mudik dan balik 2019. "Relokasi GT Cikarut mengurai penumpukan antrean kendaraan yang sebelumnya terpusat di lokasi tersebut, baik yang menuju Cipali ataupun yang ke Purbaleunyi," kata Yayat saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (13/6).

Baca Juga

Yayat menambahkan keberhasilan dalam mengurai kemacetan arus mudik pada 2019 ini tidak terlepas dari sinergi sejumlah pemangku kepentingan membuat sistem untuk kelancaran pergerakan sejuta lebih kendaraan. "Mengatur kelancaran satu juta lebih kendaraan antarkota dalam satu periode waktu yang sama bukanlah hal yang mudah," kata dia.

"Hal ini mungkin hanya terjadi di Indonesia pada saat puncak arus mudik. Sinergi BPJT, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, BUJT dan Korlantas Polri telah terlihat dengan baik dalam menjalankan peranya masing-masing di arus mudik tahun ini," ujar Yayat.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, musim mudik lebaran tahun ini terpantau jauh lebih lancar. Kelancaran perjalanan mudik Lebaran 2019 terutama yang melalui Tol Trans-Jawa seakan berhasil menggeser tradisi lama terkait mudik lebaran yang pada pelaksanaan mudik di tahun-tahun sebelumnya yang selalu identik dengan antrean panjang dan kecelakaan.

Sekjen Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Andi Rukman Karumpa, menilai mudik Lebaran tahun 2019 ini merupakan yang terlancar dibanding mudik di lebaran tahun-tahun sebelumnya. "Jakarta ke Surabaya, sekarang bisa ditempuh di bawah 10 jam. Jakarta ke Situbondo bahkan hanya 14 jam. Padahal dulunya bisa 20 jam. Begitu juga dengan Jakarta-Palembang. Karena ruas tol terpanjang Bakauheuni-Palembang, maka Jakarta-Palembang dapat ditempuh hanya delapan jam," ujar Andi.

Selain lebih lancar, yang paling penting dari mudik 2019 ini adalah menurunnya angka kecelakaan yang drastis. Data Korlantas menyebutkan bahwa angka kecelakaan menurun 64 persen dibandingkan dengan musim mudik 2018.

Dari data Korlantas, sejak 29 Mei 2019 hingga Minggu (9/6) ada 529 kejadian kecelakaan. Sementara itu, di tahun 2018, ada 1.491 kejadian pada periode yang sama.

Corporate Communications Department Head, PT Jasa Marga (Persero) Tbk Irra Susiyanti menyatakan volume lalu lintas arus mudik dan balik Lebaran 2019 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek adalah yang terbesar sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia.