Menhub Akui Ada Kekurangan dalam Arus Balik

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda

Rabu 12 Jun 2019 16:39 WIB

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Foto: Republika/Rahayu Subekti Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengakui pelaksanaan arus balik pada tahun ini dinilai kurang maksimal dalam hal kelancaran arus lalu lintas. Kepadatan yang lebih tinggi dibanding arus mudik, perlu menjadi perhatian semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan arus mudik dan balik libur Lebaran tahun ini.

"Bahwa masih ada kekurangan waktu kembali ke Jakarta. Ada yang kurang maksimal, harus jadi perhatian kita," kata Budi di Jakarta, Rabu (12/6).

Baca Juga

Ia mengatakan, Pemerintah akan melakukan evaluasi situasi lalu lintas arus mudik dan balik tahun ini agar diketahui titik-titik kekurangan dalam pelayanan. Budi berharap, pelaksanaan mudik dan balik tahun depan dapat lebih baik dan membuat masyarakat lebih nyaman lagi ketika dalam perjalanan.

Pihaknya menggaris bawahi terkait adanya fenomena lonjakan penggunaan jalur darat. Menurut dia, tingginya lonjakan lalu lintas darat cukup menyita perhatian semua pihak. Meski begitu, ia menganggap, pelaksanaan arus mudik dan balik tahun ini telah jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Sebab, hampir dikatakan tidak terdapat penumpukan kendaraan yang parah seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, Budi mengatakan, hal itu sekaligus dapat menjadi cerminan indikator kehadiran pemerintah untuk masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman. Di tengah banyaknya kekurangan, Budi memohon maaf dan berjanji akan memperbaiki segala kekurangan.

"Karenanya, kalau masyarakat senang, selamat. Tapi, kalau masih kurang, mohon maaf. Insya Allah kita bisa lakukan dengan baik," ujar dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan, keberadaan Tol Trans Jawa dimana dari Jakarta hingga Surabaya turut memebrikan kontribusi atas keberhasilan pengawalan kali ini. Selama 3-4 tahun terakhir, banyak masalah kemacetan yang menakutkan seperti tragedi Brebes Exit pada 2016 silam yang menelan belasan korban jiwa.

Namun, saat ini, momok menakutkan seperti dapat dikatakan sudah tidak ditemui pemudik. Sebaliknya, pada tahun ini perhatian pemerintah sudah lebih maju kepada persoalan dampak ekonomi daerah terhadap berbagai infrastruktur jalan yang telah selesai dibangun.

"Saya coba tangkap apa aspiasi masyarakat dan apa potensi daerah. Bagaimana agar eksistensi dari infrastruktur yang sudah kita bangun memberikan manfaat besar bagi masyarakat," ujar Budi.

Budi pun mengaku telah berbicara dengan perusahan operator jalan tol pelat merah, PT Jasa Marga untuk ikut berkontribusi membuat kegiatan ekonomi di sekitar area tol. Dimuali dari warung-warung kecil, hingga kawasan real estate yang bernilai ekonomi besar.