Lebaran Topat dan Upaya Membangun Kembali Lombok Utara

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nashih Nashrullah

Rabu 12 Jun 2019 15:24 WIB

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara menggelar perayaan Lebaran Topat di Pantai Sira Indah, Rabu (12/6). Foto: Dok Pemkab Lombok Utara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara menggelar perayaan Lebaran Topat di Pantai Sira Indah, Rabu (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA – Perayaan Lebaran Topat 2019 memberikan kesan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lebaran topat yang digelar pada Rabu (12/6) merupakan Lebaran Topat pertama setelah bencana gempa yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada tahun lalu.

Sebagai informasi, Lebaran Topat merupakan sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Lombok sepekan setelah hari raya Idul Fitri dengan berziarah, membawa ketupat, dan memakannya bersama-sama atau begibung di pinggir pantai.

Baca Juga

Kabupaten Lombok Utara, sebagai wilayah dengan dampak terparah gempa pun tak ketinggalan menggelar acara ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lombok Utara menggelar perayaan Lebaran Topat di Pantai Sira Indah yang berada di Dusun Sira, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (12/6) pukul 10.00 WITA.

Perayaan Lebaran Topat di Lombok Utara ini diikuti sekira 1.000 orang, mulai dari pejabat pemerintah setempat dan masyarakat. Prosesi Lebaran Topat diawali dengan pawai budaya menuju Pantai Sire, di mana masyarakat membawa dulang atau wadah berisikan makanan seperti ketupat, opor, urap, hingga aneka buah dan secara simbolis diserahkan kepada Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar untuk kemudian disantap bersama masyarakat. Prosesi begibung (makan bersama) ditandai dengan membuka  ketupat raksasa oleh Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar.

Najmul mengatakan Lebaran Topat memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Lombok, termasuk Lombok Utara. Tak hanya umat Islam, kata Najmul, perayaan Lebaran Topat juga dihadiri umat Budha dan Hindu yang ada di Lombok Utara.

"Lombok Utara dikenal memiliki keberagaman akan agama dan budaya. Dengan Lebaran Topat semoga kita dapat menjalin terus hubungan antarumat beragama di Lombok Utara," ujar Najmul saat memberikan sambutan perayaan Lebaran Topat di Pantai Sire, Lombok Utara, NTB, Rabu (12/6).

Najmul juga mengajak masyarakat memaknai Lebaran Topat sebagai momentum membangun kembali Lombok Utara setelah dilanda gempa pada tahun lalu.

Najmul masih ingat kejadian pada 5 Agustus 2018, di mana saat itu seluruh wilayah di Lombok Utara dilanda gempa dengan kekuatan besar yang mengakibatkan banyak rumah rusak dan korban meninggal maupun luka-luka.

Najmul mengatakan kejadian pada 5 Agustus 2018 merupakan momen yang tidak terlupakan dan masih banyak masyarakat tinggal di hunian sementara (huntara). Meski begitu, kata Najmul, masyarakat tetap bersemangat membangun rumah kembali melalui bantuan dari pemerintah.

"Mari kita sama-sama bangkit dalam keterpurukan ini untuk masa depan, Lombok Utara harus bangkit dan optimistis menyambut masa depan," kata Najmul menambahkan. 

 

Terpopuler