Pembayaran ZIS di Indramayu Tahun Ini Tembus Rp 34 Miliar

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Selasa 11 Jun 2019 23:48 WIB

 Pembayaran zakat, infaq dan sedekah.  (ilustrasi) Foto: Republika/Yasin Habibi Pembayaran zakat, infaq dan sedekah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Perolehan zakat fitrah, zakat maal, infaq/shadaqah (ZIS) pada 2019 di Kabupaten Indramayu meningkat dibandingkan tahun lalu. Kenaikan itu dinilai terjadi karena semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam membayar ZIS.

Berdasarkan data dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Indramayu, pada tahun ini, perolehan zakat fitrah dari masyarakat mencapai Rp 32.524.250.500. Sedangkan tahun sebelumnya,  mencapai Rp 27.642.486.481,51, atau naik sebesar 17,66 persen. 

Baca Juga

Selain zakat fitrah, perolehan zakat maal tahun ini juga meningkat tajam, dari Rp 103.415.000 pada 2018 menjadi Rp 799.663.000 atau hampir Rp 800 juta pada 2019. Itu berarti, peningkatannya mencapai 673,26 persen.

Sementara untuk infaq/shadaqah, pada 2018 hanya terkumpul Rp 430.593.024. Jika dibandingkan tahun 2019, terjadi peningkatan sebesar 67,64 persen menjadi Rp 721.852.000.

Dari data tersebut, maka total perolehan zakat fitrah, zakat maal, dan infak/shadaqah pada 2019 mencapai Rp 34,04 miliar. Sedangkan pada 2018, hanya tercapai Rp 28,17 miliar.

"Secara keseluruhan, kita mengalami kenaikan perolehan ZIS bila dibandingkan tahun lalu. Kita akan terus upayakan agar meningkat setiap tahunnya," kata Ketua Baznas Kabupaten Indramayu, Moh Mudor, Selasa (11/6).

Terpisah, Bupati Indramayu, Supendi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Indramayu yang telah mengeluarkan ZIS-nya. Selain bisa mensucikan harta, membayar ZIS juga menjadi upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta kesalehan sosial terhadap sesama umat.

"Saya monitor perolehan ZIS dari masing-masing kecamatan. Secara umum memang meningkat  cukup signifikan. Kita akan terus berupaya membuat terobosan agar dana Baznas ini bisa menjadi faktor penting dalam mengurangi kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya," tandas Supendi. 

Terpopuler