REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamanan mudik dan balik Operasi Ketupat Idul Fitri 2019 akan berakhir malam ini (10/6). Mabes Polri mengklaim, operasi pengamanan arus mudik dan balik nasional tahun ini menjadi yang tersukses. Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra mengklaim keberhasilan tersebut melihat kelancaran mobilisasi warga dari daerah padat populasi ke sejumlah wilayah yang menjadi tujuan pulang kampung bersama pada Lebaran tahun ini.
Asep mengatakan, pengamanan mudik dan balik Operasi Ketupat 2019, akan berakhir pada 10 Juni tepat pada pukul 24:00 WIB. “Alhamdulillah, semua proses pengamanan arus mudik dan balik, berjalan baik dan lancar,” kata dia di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (10/6). Pengamanan arus mudik dan balik Operasi Ketupat di seluruh Indonesia, berlangsung selama 12 hari sejak 30 Mei.
Operasi tersebut terkonsentrasi pada pengamanan jalur mudik dan balik di sepanjang jalur darat Pulau Jawa. Pengamanan tersebut demi memastikan kelancaran pemudik dari kawasan DKI Jakarta, yang bermigrasi musiman ke sejumlah kota di Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjelang Idul Fitri 2019. Hari raya umat Islam itu, jatuh pada 5 dan 6 Juni lalu. Sedangkan arus mudik sudah dimulai sejak Sabtu (1/6), dan kembali ke Jakarta, sejak Sabtu (8/6).
Asep menerangkan, indikator paling penting dalam kesuksesn pengamanan arus mudik dan balik tahun ini, dengan penurunan drastis angka kecelakaan di jalan raya. Ia membandingkan, pada pengamanan arus mudik dan balik Operasi Ketupat 2018, terjadi sebanyak 1.471 kecelakan lalu lintas di jalan raya. Sementara tahun ini, sampai H+4 setelah Idul Fitri, angka kecelakaan jalan raya selama arus mudik dan balik di angka 300 kasus.
Menengok statistik dari dua kalender Operasi Ketupat itu, penurunan drastis angka kecelakaan di jalan raya sebesar 65 persen. “Keberhasilan mudik (dan balik) tahun ini, yang paling signifikan kita berhasil menekan angka kecelakaan. Ini keberhasilan dari mudik yang aman dan menggembirakan,” ujar Asep. Ia mengatakan, penurunan drastis angka kecelakaan tersebut, tak lepas dari peran serta masyarakat pemudik yang tertib lalu lintas selama berkendara.
Tim Urai Satlantas Polres Purwakarta, saat mengevakuasi pemudik yang terlantar di KM 76 Tol Cipali, Ahad (9/6). Kabarnya, mereka kehabisan ongkos sehingga diturunkan ditengah jalan oleh sopir bus jurusan Jakarta.
Kecelakan Arus Mudik 2019 Turun 65 Persen
Angka kecelakan darat selama arus mudik dan balik Idul Fitri 2019 menurun drastis. Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, menengok tradisi pulang kampung serupa tahun lalu, penurunan angka kecelakaan saat arus mudik dan balik mencapai 65 persen.
Asep mengatakan, pada pengamanan arus mudik dan balik Idul Fitri 2018, Polri mencatat angka kecelakaan sampai H+4 mencapai 1. 471 kasus. Pada Operasi Ketupat 2019, Polri mencatat angka kecelakaan di angka 300 kasus. “Selain berhasil memberikan rasa aman dan gembira selama arus mudik, kita juga berhasil menekan angka kecelakaan tahun ini,” kata dia, Senin (10/6).
Operasi pengamanan arus mudik dan balik 2019, berlangsung selama 12 hari. Tahun ini, pengamanan yang tergabung dalam Operasi Ketupat Idul Fitri 2019 itu, berlangsung sejak 30 Mei dan berakhir pada 10 Juni, tepat pukul 24:00 WIB. Operasi pengamanan mudik dan balik, demi memastikan kelancaran migrasi musiman warga dari kota-kota padat penduduk, ke wilayah-wilayah yang menjadi tujuan pulang kampung bersama.
Konsentrasi pengamanan arus mudik dan balik, berada di Pulau Jawa dengan migrasi terbesar berasal dari DKI Jakarta. Tercatat tak kurang 15 juta warga di Jakarta, dan kota-kota satelitnya memilih pulang kampung ke kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk merayakan Idul Fitri yang jatuh pada 5 dan 6 Mei lalu. Sebagian lainnya mudik dari Jakarta ke wilayah Sumatra.
Jutaan para pemudik tersebut, kebanyakan memilih menggunakan jalan darat sebagai akses pulang kampung massal. Tradisi mudik tahun ini, diklaim menjadi yang paling sukses. Bukan hanya lantaran penurunan drastis angka kecelakaan jalan raya. Juga lantaran fasilitas, dan infrastruktur jalan yang lebih baik. Kepolisian, pun memanfaatkan peningkatan infrastruktur jalan tersebut dengan melakukan rekayasa lalu lintas demi mempercepat waktu tempuh.