Arus Balik di Lingkar Gentong Masih Padat

Rep: Bayu Adji P/ Red: Israr Itah

Senin 10 Jun 2019 19:44 WIB

Kepadatan kendaraan di Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (9/6) pagi. Foto: Republika/Bayu Adji P Kepadatan kendaraan di Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (9/6) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Memasuki H+5 lebaran, kendaraan arus balik yang melintasi Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, masih mengalami kemacetan. Berdasarkan pantauan Republika.co.id hingga Senin (10/6) petang, laju kendaraan di Lingkar Gentong tersendat.

Kepadatan kendaraan itu mulai terjadi dari Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. Kepadatan sempat terurai di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, lantaran satu lajur mengarah ke barat menjadi dua lajur di wilayah itu. Namun, ketika memasuki tanjakan Gentong laju kendaraan kembali tersendat. Bahkan, ada beberapa kendaraan yang memilih berhenti karena menisnnya panas.

Baca Juga

Salah satu pemudik yang melalui Lingkar Gentong, Asep (43 tahun) mengatakan, untuk mencapai Lingkar Gentong dibutuhkan waktu dua jam dari Kota Tasikmalaya. Ia mengira, kondisi arus balik pada Senin sudah mulai lancar. Namun, kepadatan masih terjadi di wilayah itu.

"Maunya kemarin, tapi takut macet. Tapi sekarang malah sama saja," kata lelaki yang balik ke Bogor itu.

Asep mengaku setiap tahun selalu mudik melalui Jalur Gentong menggunakan sepeda motor. Pada saat mudik, menurut dia Jalur Gentong dalam kondisi lancar, bahkan lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun saat hendak kembali ke Bogor, kondisi kemacetan tidak berubah.

Menurut dia, hal itu disebabkan lantaran hari libur yang sebentar. "Kan kompak semua balik jadinya," kata dia.

Asep berencana akan menginap dulu di Bandung semalam, sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Bogor. Pasalnya, ia baru akan kembali bekerja pada Kamis (13/6).

"Santai saja, yang penting sampai tujuan dan selamat. Karena kalau balik, duit juga menipis. Jadi harus hati-hati," kata dia sambil menunggui mesin motornya kembali dingin.

Andri (33) mengatakan, untuk mencapai Lingkar Gentong dari kampung halamannya di Ciamis dibutuhkan waktu sekitar tiga jam. Padahal, dalam kondisi normal hanya dibutuhkan waktu sekitar satu jam. Kemacetan, kata dia, mulai terjadi di Kecamatan Rajapolah dan terus berujung hingga Lingkar Gentong.

Menurut dia, kondisi arus balik tahun ini dengan tahun sebelumnya tak jauh berbeda. Penurunan kemacetan justru sangat terasa saat arus mudik.

Ia juga sengaja memilih kembali pada Senin karena prediksinya jalan sudah mulai lancar. Namun, ia justru terjebak kemacetan di tempat yang sama, seperti tahun sebelumnya.

"Sengaja milih hari Senin, kirain sudah mendingam tapi sama we (sama saja)," kata pemotor dengan istri dan anaknya itu.

Ia memprediksi, baru sampai rumahnya di Bekasi pada pukul 02.00 WIB. Namun, jika tak memungkinkan, ia akan beristirahat di jalan sebelum sampai tujuan.

Sementara itu, salah satu pemudik yang mengendarai mobil, Dewantara (36) mengaku memilih kembali Senin lantaran mengira kondisi jalan sudah lengang. Namun, kenyataan di jalan tak sesuai dengan harapannya.

Ia mengatakan, butuh waktu lima jam untuk sampai ke Lingkar Gentong dari kampung halamannya di Kota Banjar. Padahal, dalam kondisi normal hanya butuh waktu empat jam untuk sampai ke rumahnya di Purwakarta.

"Estimasi awalnya empat jam. Tapi kalau kayak gini, ya gak tau," keluh dia.

Ia mengatakan, kemacetan arus balik lebih parah saat ini dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, pada tahun sebelumnya dalam periode yang sama, kembali saat umumnya pekerja kantoran sudah masuk, kemacetan di Jalur Gentong tak terlalu parah.

Ia menduga, kemacetan yang terjadi di Jalur Gentong hingga hari pertama rata-rata orang masuk kerja disebabkan banyaknya wisatawan yang pulang dari Pangandaran. "Kemarin kan gempa, jadi mungkin pada pulang dari Pangandaran," kata dia.