Berbagi Kebahagiaan di Lapas Saat Lebaran

Rep: Bayu Adji P/ Red: Teguh Firmansyah

Sabtu 08 Jun 2019 03:31 WIB

Suasana Lebaran di Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Rabu (5/6). Sebanyak 219 warga binaan mendapatkan remisi khusus Hari Raya Idul Fitri 1440 H, tiga orang di antaranya langsung dibebaskan. Foto: Bayu Adji Suasana Lebaran di Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Rabu (5/6). Sebanyak 219 warga binaan mendapatkan remisi khusus Hari Raya Idul Fitri 1440 H, tiga orang di antaranya langsung dibebaskan.

REPUBLIKA.CO.ID, Suasana di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya pada Rabu (5/6) tak seperti hari-hari biasanya. Di ruang tunggu lapas, puluhan warga mengantre untuk mendapatkan nomor urut. Sejak sekitar pukul 07.00 WIB atau selepas salat Id, banyak warga yang ingin berkunjung ke dalam lapas untuk menengok sanak saudaranya yang menjadi warga binaan.

Umumnya, pengunjung lapas yang datang membawa bungkusan di dalam kresek kantong plastik. Di dalamnya, ada makanan khusus Lebaran yang khusus dibawa untuk disantap bersama di dalam lapas.

Baca Juga

Baru sekitar pukul 08.00 WIB, baru para pengunjung itu dipersilakan masuk ke dalam Lapas untuk menemui sanak saudara atau kerabatnya.

Ihsan (25 tahun), salah satu pengunjung Lapas Kelas II B Tasikmalaya, mengaku sengaja saat momen Lebarang datang ke tempat itu. Pasalnya, salah satu temannya menjadi warga binaan lapas sejak delapan bulan terakhir. "Mau nengok, kemarin belum sempat. Sekalian mau Lebaran," kata dia saat ditemui Republika di ruang tunggu Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Rabu (5/6).

Ia tak sendiri datang hari itu, melainkan juga bersama temannya yang lain. Tak hanya berkunjung, ia juga membawakan sedikit makanan untuk temannya di dalam lapas.

"Bawa makanan kue ringan doang sama rokok," kata dia.

Ihsan berharap, temannya tetap tabah meski harus menjalani momen Lebaran di balik jeruji besi. Setidaknya, dengan kunjungan dari kerabat lain, temannya bisa merasakan momen hari raya meski tak seindah di waktu bebas. "Semoga tabah dan cepat keluar," kata dia.

Republika.co.id juga berkesempatan mengunjungi aula di dalam Lapas Kelad II B Tasikmalaya. Di tempat itu, puluhan pengunjung berbaur menjadi satu dengan para warga binaan. Tak ada jarak di antara mereka. Semua duduk di atas alas karpet yang digelar di aula dan menyantap makanan bersama.

Di tengah kebahagiaan kecil itu, Dedi Suryadi (67), seorang warga binaan yang ada dalam lapas itu terlihat duduk sendiri di atas kursi plastik. Ia tak berkumpul bersama para pengunjung yang datang, melainkan hanya menebar senyum dan melihat keramaian yang langka terjadi di dalam lapas itu.

Sanak keluarga Dedi memang belum datang berkunjung pada momen Lebaran itu. Namun, ia tetap merasa gembira masih bisa merasakan momen indah ini, meski harus menjalaninya di dalam Lapas "Lebaran tahun ini belum ada yang datang. Besok mungkin," kata dia sambil tetap berusaha tersenyum.

Ia yakin, keluarganya akan segera datang. Pasalnya setiap satu bulan sekali selalu ada keluarga yang mengunjungi. Pada momen Lebaran ini, lanjut dia, ia akan meminta maaf kepada keluarganya yang nanti akan berkunjung.

Selain senang karena masih bisa Lebaran, Dedi juga merasakan kebahagiaan lantaran mendapatkan remisi khusus Hari Raya Idul Fitri selama satu bulan 15 hari. Dengan remisi itu, ia akan bebas dari kurungan penjara pada Agustus mendatang. "Saya sudah tiga tahun tujuh bulan. Insya Allah keluar Agustus. Dan saya akan berusaha lebih baik lagi," kata dia.

Kelonggaran Kunjungan

Lapas Kelas II B Tasikmalaya memang memberikan kelonggaran kunjungan selama momen Lebaran berlangsung. Kepala Seksi Pembinaan Lapas Kelas II B Tasikmalaya Yudo Adiyuwono mengatakan, kelonggaran itu diberikan sejak hari pertama hingga H+3 Lebaran atau Sabtu (8/6).

Selama empat hari itu, masyarakat dipersilakan mengunjungi warga binaan sejak pukul 08.00 WIB hingga 14.30 WIB. Waktu itu dinilai lebih longgar, karena pada hari biasa masyarakat hanya diperbolehkan berkunjung hingga pukul 14.00 WIB. "Itu lebih longgar dari hari biasanya. Ada kebijakan kita untuk mereka merayakan hari raya," kata dia.

Selain soal waktu kunjungan, petugas lapas juga memerbolehkan pengunjung bertemu dan makan bersama para warga binaan di dalam aula lapas. Padahal, saat hari-hari biasa pengunjung hanya diperbolehkan hingga ruang kunjungan. "Karena ini hari khusus, jadi semua bertemu di aula sana. Semua pengunjung boleh di dalam aula. Mereka langsung bertemu, bertatap muka dan makan bareng, berbahagialah semua," ucap dia.

Yudo menambahkan, pihaknya juga tak membatasi jumlah pengunjung yang datang untuk menemui seorang warga binaan. Bisa lima atau 10 orang sekaligus, akan dipersilakan masuk. Bahkan, menurut dia, pernah ada keluarga yang datang hingga 20 orang sekaligus untuk menemui seorang warga binaan.

Ia memaklumi banyaknya pengunjung yang ingin bertemu sanak saudara atau kerabatnya di dalam lapas. Pasalnya, dalam suasana Lebaran semua umat Muslim ingin merayakannya bersama.

Sementara untuk waktu di dalam aula, petugas lapas juga membiarkan apa adanya atau fleksibel. Artinya, ketika ada antrean panjang, petugas di dalam lapas akan menyuruh gantian pengunjung yang datang sesuai nomor urut. Namun, jika antrean di luar longgar, para pangunjung bisa menghabiskan rasa rindunya kepada warga binaan dengan waktu lama.

Namun, Yudo mengingatkan para pengunjung untuk tetap menjaga ketertiban di dalam lapas. Ia mengatakan, semua pengunjung boleh membawa berbagai makanan, kecuali makanan yang memiliki bau menyengat seperti petai dan jengkol. Pasalnya, bau tak sedap itu berpotensi mengganggu suasana nyaman di dalam lapas.

Ia juga melarang pengunjung membawa alat komunikasi. "HP tidak boleh. Apalagi senjata tajam dan barang terlarang lainnya," kata dia.

Terpopuler