Melihat Senyum Penerima Paket Lebaran dari ACT

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda

Jumat 07 Jun 2019 18:16 WIB

Para relawan Global Zakat-ACT DIY saat menyerahkan paket-paket  Lebaran kepada masyarakat pinggiran di DIY, Selasa (4/6). Foto: dok. ACT Para relawan Global Zakat-ACT DIY saat menyerahkan paket-paket Lebaran kepada masyarakat pinggiran di DIY, Selasa (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bertugas saat hari raya tidak cuma menyisakan cerita sendu. Bagi relawan-relawan Global Zakat dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) tugas mereka membawa kebahagiaan tersendiri.

Terik matahari mulai menyingsing naik beriringan semangat para relawan yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI). Mereka sedang bersiap melaksanakan tugasnya.

Baca Juga

Kali ini, tugas mereka memang lebih istimewa daripada biasanya. Mereka akan mendistribusikan sebanyak 125 paket zakat yang telah dihimpun Global Zakat dan ACT DIY.

Bermodalkan armada pick up, terik matahari dan terjal medan tidak menyurutkan semangat para relawan. Mereka teguh menjadi jembatan kasih sayang kepada mereka para penerima.

Distribusi diawali di Desa Ponggalan, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Mereka membawa 60 paket zakat dari KMII Jepang yang diperuntukkan kepada 60 kepala keluarga.

Salah satu penerima paket, Retno, merasa tidak ada kata selain rasa syukur yang bisa diucapkan. Serta, terima kasih atas perhatian ke mereka yang tinggal di pinggiran Sungai Gajahwong.

"Alhamdulillah paket ini sangat membawa kebahagiaan bagi kami agar bisa merasakan Lebaran," kata Retno, Selasa (4/6) lalu.

Selesai membagikan paket zakat di sana, relawan bergerak menuju Desa Clapar dan Desa Tumpok di Kabupaten Kulonprogo. Mereka siap mendistribusikan 65 paket zakat.

Kali ini, paket Lebaran datang dari Forkom, Keluarga Muslim Oman dan KPMI Belgia. Koordinator Pembagian Zakat, Sarah menuturkan, lokasi menuju Desa Clapar ternyata memiliki banyak kendala.

"Namun, tidak mematahkan semangat para relawan untuk mengantarkan zakat hingga ke tangan-tangan yang membutuhkan," ujar Sarah.

Setelah itu, distribusi paket zakat dilanjutkan ke Desa Tumpok. Ternyata, medan yang mereka harus tempuh jauh lebih terjal dan curam dibandingkan sebelumnya.

Sehingga, lanjut Sarah, tidak bisa dilalui kendaraan dan hanya bisa dijangkau berjalan kaki. Akhirnya, relawan-relawan zakat harus berjalan kaki menggotong paket-paket.

Praktis, mereka harus ekstra hati-hati dan waktu yang mereka butuhkan tentu jauh lebih lama. Tapi, bagi Sarah, semua lelah terbayarkan lunas ketika melihat senyum para penerima.

"Merasakan antusias warga yang luar biasa karena ternyata dua desa ini termasuk yang jarang mendapat bantuan," kata Sarah.

Bagi Sarah dan relawan-relawan lain, senyum itu sudah menjadi suatu kebahagiaan tersendiri. Serta, menjadi kado istimewa tersendiri dalam Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.

Terpopuler