Menikmati Perjalanan Mudik Melawan Arus

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto

Rabu 05 Jun 2019 18:45 WIB

 Sejumlah calon penumpang menaiki Kereta Api Mataremaja jurusan Malang, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (29/7).  Foto: dokrep Sejumlah calon penumpang menaiki Kereta Api Mataremaja jurusan Malang, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Kereta Matarmaja Lebaran Tambahan sudah berdiri tegak di salah satu jalur Stasiun Kota Malang, malam itu. Rangkaian tujuan akhir Pasar Senen ini siap memulai perjalanannya membawa ratusan penumpang ke arah barat Jawa.

Sesuai perkiraan, jumlah penumpang ke arah barat Jawa tidak sepadat arah sebaliknya pada saat menjelang lebaran. Pada dua hari sebelum lebaran pun, masih terdapat beberapa kursi yang kosong di titik awal stasiun. Kursi-kursi ini akan terisi dengan sendirinya di beberapa perhentian berikutnya. Kondisi ini persis dengan pemandangan kereta pada hari biasanya.

Manager Humas DAOP 8 PT KAI, Suprapto mengungkapkan, Kota Malang termasuk salah satu dari lima stasiun dengan jumlah penumpang naik terbanyak pada 3 Juni. Jumlahnya sekitar 5.484 orang, baik total penumpang KA lokal maupun jarak jauh. Sementara pada 4 Juni, terkumpul sementara 4. 317 penumpang dengan berbagai tujuan.

Secara kumulatif penumpang yang naik di wilayah PT KAI Daop 8, Suprapto menilai, jumlahnya memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari 26 Mei hingga 3 Juni lalu, terekap 330.912 penumpang. "Atau naik 19 persen dari tahun yang lalu (2018) dengan jumlah 278.481 penumpang," ungkap Suprapto.

Lebih rinci, ratusan penumpang KA tersebut terbagi dalam empat kelas. Antara lain kelas eksekutif sebanyak 54.872 penumpang sedangkan bisnis sekitar 8.462 orang. Sementara untuk kelas ekonomi sebesar 121.086 orang dan kereta lokal berjumlah 146.492  penumpang.

Wahid Miftakhul Huda (30 tahun) merupakan salah satu penumpang yang ikut merasakan perjalanan kereta lebaran dari Malang ke Pasar Senen. Menurut dia, tingkat keramaian perjalanan kereta ke arah barat sama pada umumnya. "Sama dengan perjalanan biasa," ujar Wahid kepada Republika.co.id.

Wahid mengaku, biasanya selalu memanfaatkan pesawat untuk perjalanan jauh ini. Namun tarif yang begitu mahal membuatnya terpaksa harus memilih opsi lain. Dia harus menikmati perjalanan yang lebih lama dan melelahkan dengan kereta api. "Sekarang mahal, kalau Rp 800 ribu masih bisa. Sekarang di atas Rp 1 jutaan," kata Wahid.

Dengan adanya situasi ini, Wahid berharap, harga pesawat bisa kembali normal seperti beberapa bulan lalu. Tingginya harga tiket pesawat jelas sangat memberatkan pendapatan dirinya. Gaji sebulannya akan habis begitu saja jika dia memaksa menggunakan tiket antara Jakarta dan Malang.

Berbeda dengan Wahid, Penumpang Desi (40) lebih sering menggunakan kereta untuk perjalanan mudiknya dari Nganjuk ke Jakarta. Dia sudah terbiasa memesan dan menikmati perjalanan jauh serta melelahkan dengan kereta api. "Kalau sekarang enak, lebih senggang dan nggak berebutan pas belinya," kata perempuan berhijab hitam ini.

Desi sendiri baru memesan tiket dengan tujuan Jatinegara pada sembilan hari lalu. Dia tak sempat merasa kebingungan mencari kursi untuk keluarganya. "Cuma ada sempat kesalahan. Saya pesan sederet bertiga, tapi ini keselip satu. Nggak tahu kenapa, biasanya aplikasinya tidak begitu," terang perempuan yang akan mengunjungi keluarganya di Tangerang tersebut.

Permasalahan Desi terkait hal tersebut pada akhirnya mampu terpecahkan setelah beberapa menit berada di dalam kereta. Anak pertama yang sempat terpisah kursi bisa berpindah dan berdekatan dengannya kembali. Situasi ini dapat diperoleh karena terdapat penumpang lain yang mau bertukar kursi dengan anaknya.

Karena telah terbiasa menggunakan kereta jarak jauh, Desi memprediksi mayoritas penumpang akan turun di Jawa Tengah. Oleh sebab itu, dia yakin kereta akan semakin longgar saat mulai mendekati tujuan akhir. Desi dan kedua anaknya setidaknya bisa berharap mendapatkan keluasan tempat di dalam kereta.

Berdasarkan pengamatan Republika.co.id, hampir sebagian besar penumpang kereta memamg turun di Jawa Tengah. Hal ini lebih tepatnya di Stasiun Tegal, Selasa (4/6). Lalu berlanjut ke stasiun berikutnya, Cirebon Prujakan. Setelah itu, suasana kereta semakin lenggang karena hanya tersisa tujuan Jakarta.

Selain relatif sepi, kereta Matarmaja juga menawarkan fasilitas makan dan minum sahur gratis untuk penumpang. Pengumuman ini sayangnya baru terdengar sekitar pukul 02.50 WIB. Sementara beberapa penumpang seperti Desi dan anaknya sudah terlebih dahulu menikmati makanan sahur pribadinya. 

Di sisi lain, terdapat beberapa penumpang yang sudah terlebih dahulu membeli paket makanan yang ditawarkan petugas kereta. "Yah, telat," kata Desi saat mendengarkan pengumuman.

Paket makan dan minum sahur gratis mulai dibagikan sekitar pukul 03.00 WIB oleh petugas kereta. Mereka membagikan satu air mineral kemasan dalam bentuk gelas. Lalu satu paket berisi nasi, ayam dan mi goreng.